Asal-usul Adityawarman
Setelah Bali berhasil ditundukkan, Adityawarman akhirnya kembali ke Majapahit dan atas jasa-jasanya oleh Ratu Tribuana Wijaya Tunggadewi pada tahun 1347 Adityawarnan diangkat sebagai wakil (uparaja) Kerajaan Majapahit di Sumatra untuk menanamkan pengaruh Majapahit di Sumatra. Adityawarman memutuskan pergi ke Sumatra karena dengan lahir dan semakin dewasanya Hayam Wuruk tidak ada lagi kesempatan bagi Adityawarman untuk menjujung mahkota kerajaan Majapahit sebagai ahli waris yang terdekat. Pada sisi lain, kedatangan Adityawarman ke Darmasraya selain menemui kakeknya, juga mempunyai tugas khusus yaitu merebut kembali daerah Lada Sungai Kuntu dan Sungai Kampar.
Dahulu sesudah “Pamalayu” menurut ceritanya, daerah kaya ini tunduk pada kekuasaan Singosari. Setelah Kerajaan Singosari runtuh dan Majapahit belum lagi begitu kuat, daerah-daerah Kuntu / Kampar tersebut dapat direbut oleh Kesultanan Aru-Barumun yang telah memeluk agama Islam.
Istana Pagaruyung
Adityawarman Penganut Budha Tantrayana
Arca Bhairawa memegang mangkuk dan belati
Arca Bhairawa Museum Nasional di Jakarta ditemukan di kawasan persawahan di tepi sungai di Padang Roco, Kabupaten Sawahlunto, Sumatera Barat. Arca Bhairawa dengan tinggi hampir 3 meter ini merupakan jenis arca Tantrayana. Arca Bhairawa tidak dalam kondisi utuh lagi, terutama sandarannya. Arca ini tidak banyak dijumpai di Jawa, karena berasal dari Sumatera. Sebelum ditemukan hanya sebagian saja dari arca ini yang menyeruak dari dalam tanah. Masyarakat setempat tidak menyadari bahwa itu merupakan bagian dari arca sehingga memanfaatkannya sebagai batu asah dan untuk menumbuk padi. Hal ini dapat dilihat pada kaki sebelah kirinya yang halus dan sisi dasar sebelah kiri arca yang berlubang.
Bukit Siguntang
Bukit Siguntang dikeramatkan sejak jaman Sriwijaya Kemasyhuran Bukit Siguntang tidak hanya berkutat di Palembang, tetapi menyebar hingga ke seluruh Sumatera, Malaysia, dan Singapura. Kawasan perbukitan di Kelurahan Bukit Lama, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang, Sumatera Selatan, itu menjadi cikal bakal pertumbuhan Kerajaan Melayu. Hingga kini Bukit Siguntang merupakan cikal bakal Kerajaan Malaka. Bukit Siguntang pernah menjadi pusat Kerajaan Palembang yang dipimpin Parameswara, adipati di bawah Kerajaan Majapahit.Sekitar tahun 1511, Parameswara memisahkan diri dari Majapahit dan merantau ke Malaka. Di sana dia sempat bentrok dengan pasukan Portugis yang hendak menjajah Nusantara. Adipati itu menikah dengan putri penguasa Malaka, menjadi raja, dan menurunkan raja-raja Melayu yang berkuasa di Malaysia, Singapura, dan Sumatera. Sekitar tahun 1554 muncul Kerajaan Palembang yang dirintis Ki Gede Ing Suro, seorang pelarian Kerajaan Pajang, Jawa Tengah. Kerajaan ini juga mengeramatkan Bukit Siguntang dengan mengubur jenazah Panglima Bagus Sekuning dan Panglima Bagus Karang.
Situs Bukit Siguntang di Kelurahan Bukit Lama, Ilir Barat I, Palembang, tidak dilengkapi teks yang menjelaskan sejarah kompleks itu. Kondisi itu membuat sejarah keberadaan bukit yang dikenal pada masa Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Palembang itu kabur dan pengunjung kebingungan. Situs Bukit Siguntang merupakan kawasan perbukitan yang memiliki tujuh makam tokoh yang terkenal dalam cerita tutur rakyat. Ketujuh makam itu adalah Makam Raja Sigentar Alam, Panglima Tuan Djundjungan, Putri Kembang Dadar, Putri Rambut Selako, Pangeran Raja Batu Api, Panglima Bagus Sekuning, dan makam Panglima Bagus Karang. Makam-makam itu berbentuk bangunan makam dari tembok atau batu yang berada dalam rumah. Pada makam itu hanya diberi keterangan nama tokoh yang terkubur, tanpa satu teks yang menjelaskan siapa tokoh itu, riwayat hidupnya, dan perannya dalam sejarah Palembang. Sebagian besar pengunjung yang mendatangi situs kebingungan. Apalagi, beberapa juru kunci menceritakan versi sejarah yang berbeda-beda.
Kedua tokoh itu berjasa memimpin pasukan kerajaan saat menundukkan pasukan Kasultanan Banten yang menyerang Palembang. Sultan Banten, Sultan Hasanuddin, tewas dalam pertempuran sengit itu. Tetapi, ada juga versi sejarah yang menyebutkan, makam Bagus Sekuning yang sebenarnya justru ada di kawasan Bagus Kuning, di Plaju, Palembang. Jauh sebelum itu, Bukit Siguntang menjadi pusat keagamaan pada masa Kerajaan Sriwijaya yang berkembang sampai abad ke-14. Sejumlah peninggalan dari kerajaan yang didirikan Dapunta Hyang Srijayanasa itu ditemukan di sini. Ada kemudi kapal Sriwijaya yang ditemukan di kaki bukit, ada arca Buhda Amarawati, dan prasasti Bukit Siguntang yang menjadi bukti penting keberadaan Sriwijaya. "Jadi, Bukit Siguntang itu memang kawasan yang dikeramatkan sejak zaman Kerajaan Sriwijaya, pemerintahan perwakilan Majapahit, dan Kerajaan Palembang. Sampai sekarang pun bukit itu masih dikeramatkan dengan diziarahi banyak pengunjung,"
Sosok Adityawarman dari penerawangan beberapa sumber yang telah didatangi beliau dalam mimpinya, menyatakan bahwa Adityawarman berperawakan tinggi besar, berpakain serba hitam dan rambut panjang serta dikiri kanannya terselip pedang dengan ukuran panjang dan pendek. Dalam kaitannya dengan Adityawarman , Bukit siguntang diyakini sebagai tempat disimpannya salah satu senjata andalan beliau yaitu pecut yang selalu dibawa dalam setiap pertempuran yang dilaluinya. Pada hari hari tertentu paranormal banyak berdatangan ke daerah tersebut untuk memohon berkah dan berkeinginan memiliki senjata tersebut, namun untuk memilikinya bukan hal yang mudah karena dibutuhkan syarat syarat tertentu dan orang tersebut harus keturunan langsung dari Adityawarman. Adapun senjata pecut tersebut secara kasat mata tidak kelihatan namun bagi orang orang tertentu yang memiliki tingkat ilmu kebatinan yang tinggi pecut tersebut berwarna keemasan dan melingkar ditopang oleh dua buah penyangga. Pecut tersebut terakhir kali di pegang oleh Kyai Jambe Pule yang menjadi raja di Kerajaan Badung dan setelah beliau wafat pecut tersebut kembali lagi keasalnya yaitu Bukit Siguntang.
Penaklukan Bali
- Arya Kenceng
- Arya Dhalancang
- Arya Tan Wikan ( Arya Belog )
Arya Damar diperkirakan lahir tahun 1294 M dan pada waktu ekspedisi Majapahit ke Bali tahun 1343 beliau diperkirakan berusia 50 tahunan sehingga sudah sewajarnya mempunyai putra yang sudah menginjak dewasa dan ikut serta berperang membantu ayahnya.
Kerajaan Bedahulu adalah kerajaan kuno yang berdiri sejak abad ke-8 sampai abad ke-14 di pulau Bali, dan diperintah oleh raja-raja keturunan wangsa Warmadewa. Ketika menyerang Bali, Raja Bali yang menguasai saat itu adalah seorang Bhairawis penganut ajaran Tantrayana. Untuk mengalahkan Raja Bali itu, maka Adityawarman juga menganut Bhairawis untuk mengimbangkan kekuatan.
- Dari Arah Timur
Penyerangan Bali dari arah timur akan dipimpin oleh Patih Gajah Mada bersama dengan para patih keturunan Mpu Witadarma, Krian Pemacekan, Ki Gajah Para, Krian getas akan mendarat di Toya Anyar
- Dari Arah Utara
Penyerangan Bali dari arah utara akan dipimpin oleh Arya Damar bersama dengan Arya Sentong dan Arya Kutawaringin akan mendarat di Ularan.
- Dari Arah Selatan
- Penyerangan Bali dari arah utara akan dipimpin oleh Arya Kenceng bersama dengan Arya Belog (Tan Wikan) Arya Pengalasan dan Arya Kanuruhan akan mendarat di pantai Kuta
Kedatangan prajurit Majapahit tersebut membuat Pulau Bali bagaikan bergetar, rakyat Bali menjadi panik dan melaporkan hal tersebut kepada pangeran Sri Madatama yang merupakan putra mahkota kerajaan Bali serta kehadapan Raja Sri Astasura Ratna Bumi Banten. Setelah mendengar laporan tersebut, Raja Sri Astasura Ratna Bumi Banten kemudian mengutus putranya pangeran Sri Madatama untuk menyelidiki kebenaran berita tersebut. Setelah memastikan kebenaran berita tersebut Krian Pasung Grigis beserta para patih lainnya segera punggawa menyiapkan pasukannya masing masing dengan membagi pasukan menjadi 3 sesuai arah pengepungan pasukan dari Majapahit.
- pertahanan di wilayah Utara dijaga oleh Ki Pasung Grigis, Si Buwan dan Krian Girikmana.
- Pertahanan di wilayah Barat dijaga oleh Sri Madatama, Ki Tambyak, Ki Walumgsingkat dan Ki Gudug Basur.
- Pertahanan di wilayah Timur dijaga oleh Ki Tunjung Tutur, Kom Kopang dan Ki Tunjung Biru.
Dalam perang tanding yang berlangsung sangat seru tersebut masing masing menunjukkan kesaktiannya untuk secepatnya melumpuhkan musuhnya, sampai akhirnya Si Girikmana tidak mampu menandingi kesaktian Arya Damar sehingga gugur dalam pertempuran sebagai kesatria sejati. Gugur pula dari pihak kerajaan Bali Krian Jembrana sebagai prajurit yuda. Pasukan Majapahit di wilayah Selatan dibawah pimpinan Arya Kenceng menggempur habis habisan, tiada henti hentinya mengurung pasukan musuh dari segala arah. Pasukan Ki Gudug Basur dan Ki Tambyak mulai terdesak dan banyak yang mati terluka.
Dalam keadaan terdesak Ki Tambyak berhasil mengalahkan Kyai Lurah Belambangan. Tubuhnya dilemparkan oleh Ki Tambyak sehingga terpelanting ke tempat yang agak jauh. Kyai Lurah Belambangan menghembuskan napasnya yang terakhir, gugur sebagai prawira yuda yang gagah berani. Melihat kawan seperjuangannya gugur, Arya Balancang, Arya Sentong, Arya Wangbang dan Kyai Banyuwangi maju bersamaan untuk mengimbangi kekuatan musuh.
Ki Tambyak adalah seorang patih kerajaan Bali yang sangat teguh dan sakti sehingga sulit untuk dikalahkan, kalau hal tersebut terus dibiarkan maka makin banyak korban yang berjatuhan dari pihak Majapahit. Untuk menghindari hal tersebut maka pimpinan pasukan Majapahit di wilayah selatan yaitu Arya Kenceng memutuskan menghadapi langsung Ki Tabyak. Dalam pertempuran satu lawan satu tersebut masing masing pihak berusaha saling mengalahkan. Karena hebatnya perang tanding tersebut prajurit dari kedua belah pihak sampai menghentikan pertempuran untuk menyaksikan kedua tokoh sakti tersebut saling mengalahkan. Namun demikian ternyata Arya Kenceng dapat memanfaatkan kelengahan Ki Tambyak sehingga dapat terus menekannya. Ki Tambyak akhirnya gugur dalam pertempuran sampai kepalanya terpisah dari badannya.
Dengan gugurnya Ki Tambyak pertahanan Bali di wilayah selatan menjadi lemah karena hanya menyisakan Ki Gudug Basur. Dalam Pertempuran tersebut Ki Gudug basur diserang dari segala arah oleh para Arya dari Majapahit. Namun I Gudug basur ternyata mempunyai ilmu yang sangat tinggi yaitu teguh, kebal oleh senjata apapun sehingga para Arya mengalami kesulitan untuk mengalahkannya. Namun demikian walaupun tubuhnya tidak dapat terluka apabila terus menerus digempur dari segala arah lama kelamaan Ki Gudig Basur kehabisan tenaga dan sehingga dapat dikalahkan oleh pasukan dari Majapahit. Dengan Gugurnya Ki Gudug Basur dan Ki Tambyak maka daerah Seseh, Tralangu, Padang Sambian, Kedonganan, Benua, jimbaran, Kuta, Mimba, Suwung, Sesetan, Tuban, Renon, Batankendal, Sanur, Tanjungbungkah, Kaba Kaba, Kapal, Tanah barak, Camagi, Munggu, Parerenan, Dukuh, Kemoning, Pandak, Kelahan, Pancoran, Babahan, Keliting, Cengkik dan Kerambitan dapat dikuasai oleh Prajurit Majapahit dibawah pimpinan Arya Kenceng.
Sisa sisa langkar Bedahulu yang masih tersisa setelah mengalami kekalahan dalam pertempuran menyelamatkan diri dan mengungsi ke daerah Songan, Kedisan, Abang, Pinggan, Munti, Bonyoh, Tarobayan, Serahi, Sukawana, Panarajon, Kintamani, Pludu, Manikliu, dan ada pula yang mengungsi ke daerah timur seperti Culik, Tista, Margatiga, Muntig, Got, Garbawana, Lokasarana, Garinten, Sekul Kuning, Puhan, Hulakan, Sibetan, Asti, Watuwayang, Kadampai, Bantas, Turamben, Crutcut, Datah, Watidawa, Kutabayem Kemenangan Pasukan Majapahit di wilayah selatan yang dipimpin oleh Arya Kenceng melengkapi kemenangan pasukan Majapahit yang terlebih dahulu berhasil mengusai wilayah Utara dan Timur Pulau Bali sehingga praktis semua daerah pesisir Bali dapat dikuasai.
Sekarang tinggallah Krian Pasung Grigis yang bertahan di desa Tengkulak di wilayah Bali Bagian Tengah. Pertempuran yang terjadi berakhir dengan kekalahan Bedahulu, dan patih Bedahulu Kebo Iwa gugur sementara raja Sri Astasura Ratna Bumi Banten pergi mengasingkan diri. Setelah Bali berhasil ditaklukan, Arya Damar kembali ke Majapahit. Sebagian kerabat Arya Damar ada yang menetap di Bali, dan di kemudian hari salah seorang keturunan dari Arya Damar mendirikan Puri Denpasar dan Puri Pemecutan di Denpasar.
Om Swastiastu,
BalasHapusSenang rasanya menemukan blog "Pemecutan-Bedahulu-Majapahit" ini. Setelah membaca di berbagai sumber, saya baru menemukan sumber yang menyebutkan bahwa Arya Kenceng merupakan anak dari Arya Damar. Dari sumber lontar babad Arya Tabanan (Ratu Tabanan), disebutkan bahwa Arya Kenceng dan Arya Belog merupakan adik dari Arya Damar. Pada sumber-sumber lain yang saya temukan juga banyak yang menyebutkan bahwa terdapat 6 ksatriya di kediri bersaudara (Satrianing Kediri) yang keenamnya terdiri dari:
1.Raden Cakradara (Suami Tribhuana)
2.Arya Dhamar
3.Arya Kenceng
4.Arya Sentong
5.Arya Tan Wikan
6.Arya Kutawandira
Ada pula yang menyebutkan bahwa Arya Damar dan Arya Kenceng adalah satu. Nama Arya Kenceng adalah nama lain dari Arya Damar. Penjelasan ini tentunya bukan tidak berdasarkan sumber.
Dengan adanya pendapat-pendapat di atas yang saya sebutkan di atas kiranya dapat dijadikan sebagai bahan perhitungan untuk mengetahui kebenaran bahwa bagaimanakah hubungan antara Arya Damar dan Arya Kenceng.
Kebenaran tersebut harus dipertimbangkan dengan masak dan dapat diuraikan dari sumber yang jelas dan pasti. Dari sumber yang ada di blog ini, dikatakan bahwa dari Kitab Purana Bali Dwipa yang menyatakann " Perang Arya Dhamar saking kulwan anekani perang lan sutanire anama Arya Kenceng, Arya Dhalancang, arya Tan Wikan (Arya Belog) ". Namun tidak dijelaskan siapa dan dari mana asal istri dari Arya Damar yang melahirkan putra-putra itu, tidak dijelaskan pula di mana anak-anak itu dibesarkan.
Dija dapat dijelaskan, kiranya penulis bersedia. Demikian pemintaan saya, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Om Shanti, Shanti, Shanti, Om
A.A. Ngurah Pradnya A.
Ini yang mendekati kebenaran
Hapusbelum ditemukan bukti tertulis yang menjelaskan tentang istri Arya Damar, karena Arya Damar memangku jabatan sebagai wreda Mentri di Kerajaan Majapahit maka diperkirakan anak-anak beliau dibesarkan dilingkungan Kerajaan majapahit.
BalasHapusMohon bantuannya... biar kita sama2 mengenal leluhur kita... saya merupakan keturunan Arya Damar dari Sunantaya Tabanan... mungkin kita bisa bertukar kisah tentang arya damar karena saya juga mempunyai keyakinan sendiri tentang Arya Damar. silahkan kunjungi Blog saya, semoga bisa bertukar pikiran dan saling melengkapi. Suksma... (IGP. AGUS KURNIAWAN, Sunantaya-Penebel-Tabanan)http://ghoes86.wordpress.com
BalasHapusapa nama blognya nanti kita bisa bertukar informasi tentang arya damar, sekarang saya mendapatkan informasi tentang keberadaan arya damar dari satu sumber yang telah melakukan survey langsung ke palembang
BalasHapusOm Swastiastu,
BalasHapusNama saya I Komang Suparjorustam Alamat saya : Dusun Insakan Desa Pedawa Kec.Banjar Kab.Buleleng
Saya mau tanya mungkin bisa dibantu untuk diketahui saya juga adalah salah 1 penyungsung Puri Agung Pemecutan dan Keturunan Arya Damar yang saya tanyakan bagaimana silsilah atau runtutan sejarah tentang adanya keturunan arya damar/pemecutan di Desa Pedawa karena sampai saat ini sudah terjadi perpecahan di antara keluarga saya yang dulunya mencapai cukup besar sekarang sudah pecah jadi 2 yang sebagaian membuat sanggah baru dengan sungsungan di Buahan/Kebon Tingguh dan saya sebagain masih betahan di Puri Pemecutan,demikian mgn bisa di bantu!!
Om Santi Santi Santi Om
Bligung....setelah tiang coba tautkan dengan blognya IGP Agus Kurniawan banyak kesamaan dengan ceritera pengelingsir kita di Desa Pedamaran SUMSEL (3 jam dari Palembang - desa tempat lahir dan moksahnya Sri Arya Damar versi Palembang) terutama soal putra Sang Arya Damar yang bernama Arya Ngurah Barak, nama itu dikenal juga di Palembang yang mana Arya Ngurah Barak yang lahir di Desa Pedamaran diajak ke Bali dengan cara digendong oleh Gurunya yang kelak menurunkan keluarga Puri Kelungkung, makom (tempat pemujaan yang berbentuk seperti makam) beliau masih ada di Palembang, beliaulah yang membawa pecut dari siguntang ke Bali yang kemudian menjadi simbol Puri pemecutan dan sekarang pecut itu masih rapi ditopang bambu kuning bukit siguntang... semua sejarah itu nantinya akan terungkap, tetapi belum bisa disebarkan sekarang mengingat banyak sekali yang harus dihubungkan, karena jaraknya terpisah sangat jauh (jarak di Sumatera bisa ribuan kilometer). Ada satu tempat di pinggiran sungai Musi Palembang yang nantinya akan menjadi pusat berita Arya Damar, berhubungan dengan peninggalan batu dermaga di Lampung dan Sunda yang berjarak lebih 1000 km, tiga dermaga : Sunda-Lampung-Palembang adalah wilayah pusat pasukan armada barat Majapahit dibawah kendali Arya Damar). Paranormalnya yang menetap disana yang bernama Eyang......(belum bisa disebutkan sekarang) sedang berada di puncak Gunung Dempo (9 jam dari Palembang) sebuah lempengan batu berbentuk burung sebagai tempat moksahnya Gajah Mada. Sampai saat ini tiang telah mengenal 24 paranormal dari Jawa khususnya yang sedang mencari jejak Arya Damar yang sangat misterius, semuanya dituntun oleh Sri Arya Damar untuk mencari kembali jejak leluhur... Kita tunggu saja semua akan terungkap jelas... nanti tiang bagi beberapa informasi yang sudah boleh disebarkan berikut foto-fotonya untuk referensi blog bligung...tiang masih mengumpulkan jejak leluhur di sumatera sebagai penyambung lidah para waskita, tetapi mereka masih belum selesai mencari, jadi informasinya belum lengkap. Sekitar 25-29 Maret 2009 Arya Damar dan Gajah Mada beserta Sabdopalon-Naya Genggong sudah turun di Bukit Siguntang sebagai awal turunnya kembali para leluhur. Saat itu sekitar 3 bus dan puluhan mobil dari kesultanan Solo, Jogja dan beberapa paranormal datang kesana. Mereka semua tersadar bahwa sudah saatnya mengucapkan "OM NAMA KALKI YA" untuk mencari keselamatan saat pralaya tiba. Pulang dari sana mereka seperti tersadar kembali, tgl 22 April 2009 tiang berkunjung ke Solo dan Klaten, banyak candi baru bermunculan dan yang membuat bulu kuduk berdiri, ditengah-tengah keraton Solo yang notabene pusat Islam fanatik tempat dilindunginya Nurdin M Top, orang2 berbondong bondong ke sebuah pura kuno ditengah keraton yang ada patung SEMAR (Bali : TWALEN) dengan tulisan "OM NAMA KALKI YA", bahkan yang terbaru ditengah kampus Universitas Islam Indonesia Jogjakarta ditemukan Candi Siwa dengan Patung Ganesha dan Lingga Yoninya.... semuanya adalah pertanda untuk kita, dan sekarang kembali lagi kepada kita semua, apakah kita akan menangkap pertanda alam itu atau cuek saja.... "OM NAMA KALKI YA - WAKRATUNDA MAHAKAYA SURYAKOTI SAMAPRABA NIRWIGNAM KURUMU DEVA SARWA KARYESU SARWADA"...Kalau leluhur sudah datang kita akan seperti orang gila bagi banyak orang, padahal sebenarnya merekalah yang gila karena tidak bisa melihat kedatangan leluhurnya...Maju terus bli, blognya bagus. Kalau sempat berkunjunglah ke pura Keraton Solo, pasti akan dapat sesuatu penerangan tentang leluhur...
BalasHapussejak 2011 saya baca blog ini , sekedar baca saja, thats all..namun kali ini sy tertarik tahu lebih banyak ttg hub Arya Damar dgn eyang Sabdo palon, termasuk mustika dan senjata beliaut terutama Lontar emas (?) Bukan apa krn beberapa yang saya alami namun sayangnya sama spt diatas sulit untuk di buka nanti show off atau gila.... saya pingin tahu lebih banyak info2 mengenai bukit Sugintang Sumatra.... berharap suatu saat karma saya mengantar saya kesana, spt karma yg mengantar saya ke Aceh, Kalimantan dan Malaka...atau terakhir di Petirtaan Ciseang Bogor...swaha...
HapusBanyak bagian sejarah yg memang masih membingungkan di palembang, semoga suatu saat nanti bisa terbuka lebih jelas lagi.
BalasHapusMatur Suksme,
Raden A. R
Namo ciwa budhaya,
BalasHapusMau sharing juga. Saya sempat menjelajahi Muaro Jambi hingga bukit barisan pada tahun 2003.
Yang menarik adalah ditemukannya situs candi budha seuas hampir 1,2km persegi. Yang sampai saat ini diperkirakan didirikan pada abad ke 12 dan terakhir dihancurkan dn dijaikut hutan berhala oleh datuk hitam atau datuk rajo berhalo di penghujung aba 15. Sejak saat itu situs candi tersebut menjadi hutan berhala -hutan terlarang.
Sejauh ini kawan kawan arkeolog menghubungkan candi ini dengan Adityawarman karena ditemukannya patung beliau dan tanda kebesaran majapahit disana.
Begitu ada kesempatan sy akan share di blog ini
Suksma
Wiwin Suyasa
swastyastu...tiang mhon bantuannya..
BalasHapusbagaimana keterkaitan antara jero kukuh desa marga dajan puri, tabanan dengan puri pemecutan dan puri peguyangan gch ?apakah jero kukuh marga mempunyai keterkaitan dengan arya kenceng? mhon bantuan informasinya...suksma.
TTD
I Gusti Oka Ary Andika
Blog nya keren, kisah-kisah yang disajikan membawa semangat, semoga semangat baik ini menjadi tumbuh semakin baik dan baik lagi.
BalasHapusMay All Beings Be Happy and Well
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusOm swasty astu, semoga semua sejahtera berjalan dengan baik, di pikir, kata dan laksana.
BalasHapusTerima kasih buat semua penulis penerang marga asal usul. Semoga bisa membantu mambayang tujuan kemasa depan.
Masa lalu + Masa depan = bagaimana hidup kini/sekarang;
Mengarang bersama, dipekarangan masing masing awalnya.
Mengerti diri adalah orang yang jernih senyumnya mencerah lingkungan, mengerti lingkungan adalah marga kebijaksanaan, kebijaksanaan menyelaras hidup bersama sesama dan lingkungan. AUOMmm Santhi, santhi SANTHI, damai didunia damai dihati. .....
mantap blognya,,, silahkan mampir, http://mustikapengasih.blogspot.com invite pin BB 2B2779DF terimakasih
BalasHapusHari ini eyang Arya Damar masih hidup dan tak pernah mati dan jangan terhanyut oleh kitab keringnya pararaton yg memandulkan leluhur NUSANTARA hanya dengan satu cara masuknya lewat SHINGHASARI.pasti bisa kembali kepangkuan Ibu Pertiwi.....Rahayu.
BalasHapusSebelumnya maaf tanpa merendahkan pihak manapun sekedar meluruskan sejarah Aditya warman dan Arya damar ada baiknya kita lihat sumber sejarah.
BalasHapusBerdasarkan prasasti di Jawa dan Sumatra barat, para raton, negara kerta gama, babad dijawa dan di bali, Sulatussalatin, sejarah melayu, Malay anal, analisa uli kozok mengatakan Aditya warma lahir dan dibesarkan di sumatra, tidak pernah kecina, bukan anak Dara Jingga, tidak ada hubungannya dengan keluarga raja Majapahit, raja kerajaan melayu penerus Akarendrawarman( bukan pendiri ), tidak pernah menyerang Bali, tidak pernah menyerang Sumatra, bukan bawahan Majapahit status Aditya warman sama dengan Majapahit , tidak pernah menjadi wakil majapahit diSumatra/ uparaja. Mari kita lihat
1. berdasarkan prasasti di jawa tidak pernah ada nama Aditya warman, yang ada Sang Arya Warma Dewa Empu Aditya.
2. berdasar prasasti yg lain dijawa disebut th 1343 Sang Arya Dewa Raja Empu Aditya diangkat Maha Mentri Majapahit .
3. berdasarkan Pararaton dari perkawinan Dara Jingga dan adwaja brahma lahirlah tuan Janaka Aji Mantrolot . kita tulis dulu nama nama aslinya baru nanti ditafsirkan jangan dulu langsung ditafsirkan Aditya Warman. karena nama Aditya warman tidak pernah ada dlm para raton.
4. Dan semua babad dan prasasti dibali menegaskan Arya damar sebagai panglima majapahit yang ikut menyeran balai bersama gajah mada beserata anak nya arya kenceng dll.
5. catatan cina menegaskan utusan Sanfotsi mahana folinfong manacha wuli dan sengkialiyulan.
6. Dalam sulatussalatin, Sejarah Melayu, Malay Anal penguasa bumi melayu pada masa akhir singosari dan awal majapahit adalah Sangsapurba dari keturunannya dengan Wan sundari putri palembang menjadi raja raja di negri negri Melayu termasuk Majapahit.
7. thn 1347 aditya warman dalam prasasti dibelakang arca amoghspasa memproklamirkan diri sebagai raja diraja bergelar Srimatudayaditya Warman Rajendra warma dewa.
8. Th1349 Aditya warman pindah kepedalaman memakai gelar tuan suruwasa. artinya dia tidak lagi bergelar maha raja diraja. karena kerajaannya malayupura di Dharmasraya telah dihancurkan Majapahit dibawah pimpinan arya damar/ sang arya warma dewa.
apa bila dihubungkan seluruh sumber sejarah itu termasuk pendapat prof uli kozok maka di dapat kesimpulan
1. Aditya Warman adalah raja melayu didarmasraya th 1347 memproklamirkan diri sebagai maha raja diraja.
2. Aditya warman tidak kemana mana tidak pernah ke cina tidak pernah menyerang bali tidak pernah menyerang sumatra.
3. Arya Damarlah yang melanglang buana menaklukan bali menaklukan sumatra kecina dll.
4. Aditya watman adalah raja melayu di darmasraya kedudukannya sejajar dengan raja majapahit .
5. Nama nama/ gelar Aditya warman adalah : Sri udayaditya warman rajendra mauli warma dewa, Maharaja diraja, tuan Suruwasa,
6. Arya damar adalah maharaja palembang bawahan majapahit.
7. Nama nama arya damar adalah, Tuan janaka panji mantrolot, Sang Arya Dewa Raja Empu Aditya, mahana polinfong, Manachawuli, Sengkia li yu lan dan empu nala.
8. Arya damar yang ditugaskan majapahit untuk menaklukan Sumatra dibawah Maja pahit.
9. Ibu Arya damar adalah dara jingga keturunan sangsapurba dan wan Sundari.
10. ibu Aditya warman puti kumani keturunan Sangsapurba dan Sari lawik.
11. Seluruh Sumatra takluk dibawah Maja Pahit dengan raja nya Arya Damar sebagai wakil raja majapahit di Sumatra.
12. Salah besar Pagaruyung dibawah aditya warman 1349- 1375adalah kerajaan terbesar yang menguasai Nusantara bagian barat sedang majapahit dikatakan menguasai nusantara timur ini pendapat siapa?, tahun 1349- 1375 itu Majapahit sedang berada di puncak kejayaan jaman keemasan yang telah menguasai seluruh nusantara masa itu adalah masa Hayam Wuruk yang memerintah th 1350- 1387. Mana ada kerajaan pagaruyung pada masa itu.
Sebenarnya Arya damarlah sangraja palembang yang melanglang buana malang melintang melakukan berbagai penaklukan untuk majapahit sedangkan aditya warman raja melayu di minangkabaw tidaklah berbuat apa apa , tapi entah siapa yang mengangkat nama Aditya warman menjadi seolah olah besar sedangkan kebesaran arya damar di tenggelamkan seolah olah hilang ditelan kebesaran Aditya warman.
BalasHapusprof ulikozok telah membuka jalan kebenaran itu dengan memaparkan siapa sebenarnya Aditya warman.
Sebenarnya Arya damarlah sangraja palembang yang melanglang buana malang melintang melakukan berbagai penaklukan untuk majapahit sedangkan aditya warman raja melayu di minangkabaw tidaklah berbuat apa apa , tapi entah siapa yang mengangkat nama Aditya warman menjadi seolah olah besar sedangkan kebesaran arya damar di tenggelamkan seolah olah hilang ditelan kebesaran Aditya warman.
BalasHapusprof ulikozok telah membuka jalan kebenaran itu dengan memaparkan siapa sebenarnya Aditya warman.
Kurang sependapat dengan nama putra arya damar, khususnya " Arya Belog " seharusnya (logika bahasaJawa)adalah Arya "BELOK" bukan belog (bahasa Bali).
BalasHapusTiga putra Arya Dhamar : Kenceng, Belok, Delacang.
Untuk mereka yang menginformasikan isi Babad ini, agar membandingkan dengan uraian Mangku Subandi mengenai ketiga putra arya dhamar tersebut diatas. (kenceng, belok, delancang).
Dari saya, keturunan Arya Kaba-Kaba.
yang telah bermukim di Jawa sejak th.1970.