Minggu, 10 Januari 2010

KERAJAAN CAMPA

Kerajaan Champa (bahasa Vietnam: Chiêm Thành) adalah kerajaan yang pernah menguasai daerah yang sekarang termasuk Vietnam tengah dan selatan, diperkirakan antara abad ke-7 sampai dengan 1832. Sebelum Champa, terdapat kerajaan yang dinamakan Lin-yi (Lam Ap), yang didirikan sejak 192, namun hubungan antara Lin-yi dan Campa masih belum jelas. Komunitas masyarakat Champa, saat ini masih terdapat di Vietnam, Kamboja, Thailand, Malaysia dan Pulau Hainan (Tiongkok). Bahasa Champa termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia.
//
Sejarah pendirian
Sebelum terbentuknya Kerajaan Champa, di daerah tersebut terdapat
Kerajaan Lin-yi (Lam Ap), akan tetapi saat ini belum diketahui dengan jelas hubungan antara Lin-yi dan Champa. Lin-yi diperkirakan didirikan oleh seorang pejabat lokal bernama Ku-lien yang memberontak terhadap Kekaisaran Han pada tahun 192 masehi, yaitu di daerah kota Huế sekarang.
Wilayah kekuasaan
Daerah Champa meliputi area pegunungan di sebelah barat daerah pantai Indochina, yang dari waktu ke waktu meluas meliputi wilayah
Laos sekarang. Akan tetapi, bangsa Champa lebih berfokus pada laut dan memiliki beberapa kota berbagai ukuran di sepanjang pantai.

Kerajaan Champa (berwarna hijau) dalam peta Asia Tenggara
Setelah abad ke-7, Champa melingkupi wilayah propinsi-propinsi moderen
Quảng Nam, Quảng Ngãi, Bình Định, Phú Yên, Khánh Hòa, Ninh Thuận, dan Bình Thuận di Vietnam. Budaya dan agama
Pada awalnya Champa memiliki hubungan budaya dan agama yang erat dengan
Tiongkok, namun peperangan dan penaklukan terhadap wilayah tetangganya yaitu Kerajaan Funan pada abad ke-4, telah menyebabkan masuknya budaya India. Setelah abad ke-10 dan seterusnya, perdagangan laut dari Arab ke wilayah ini akhirnya membawa pula pengaruh budaya dan agama Islam ke dalam masyarakat Champa.
Sebelum penaklukan Champa oleh by Lê Thánh Tông, agama dominan di Champa adalah Syiwaisme dan budaya Champa sangat dipengaruhi India. Islam mulai memasuki Champa setelah abad ke-10, namun hanya setelah invasi 1471 pengaruh agama ini menjadi semakin cepat. Pada abad ke-17 keluarga bangsawan para tuanku Champa juga mulai memeluk agama Islam, dan ini pada akhirnya memicu orientasi keagamaan orang-orang Cham. Pada saat aneksasi mereka oleh Vietnam mayoritas orang Cham telah memeluk agama Islam.Kebanyakan orang Cham saat ini beragama Islam, namun seperti orang Jawa di Indonesia, mereka mendapat pengaruh besar Hindu. Catatan-catatan di Indonesia menunjukkan pengaruh Putri Darawati, seorang putri Champa yang beragama Islam, terhadap suaminya, Kertawijaya, raja Majapahit ketujuh sehingga keluarga kerajaan Majapahit akhirnya memeluk agama Islam. Makam Putri Campa dapat ditemukan di Trowulan, situs ibukota Kerajaan Majapahit.
Perdagangan
Champa merupakan jalur penghubung penting dalam Jalur Rempah-rempah (Spice Road) yang dimulai dari
Teluk Persia sampai dengan selatan Tiongkok; dan kemudian ia juga termasuk dalam jalur perdagangan bangsa Arab ke Indochina, yang merupakan pemasok aloe.


Bangunan menara Po Sa Nu (Pho Hai), dekat Phan Thiết, Vietnam

Champa memiliki hubungan perdagangan dan budaya yang erat dengan kerajaan maritim
Sriwijaya, serta kemudian dengan Majapahit di kepulauan Melayu. Dalam Babad Tanah Jawi, dikatakan bahwa raja Brawijaya V memiliki istri bernama Anarawati (atau Dwarawati), seorang puteri dari Kerajaan Champa yang beragama Islam. Beberapa Walisongo juga dikatakan pernah bermukim di Kerajaan Champa sebelum menyebarkan agama Islam di pulau Jawa.
Demikian pula, terdapat hubungan yang erat antara Kerajaan Champa dan
Kerajaan Kamboja. Meskipun sering terjadi peperangan, kedua kerajaan juga mengadakan pertukaran kebudayaan dan perdagangan; dimana sering terjadi pernikahan keluarga kerajaan diantara keduanya.
Konfederasi kota
Sebelum tahun 1471, Champa merupakan konfederasi dari 4 atau 5 kepangeranan, yang dinamakan menyerupai nama wilayah-wilayah kuno di India:
Indrapura - Kota Indrapura saat ini disebut Dong Duong, tidak jauh dari
Da Nang dan Huế sekarang. Da Nang dahulu dikenal sebagai kota Singhapura, dan terletak dekat lembah My Son dimana terdapat banyak reruntuhan candi dan menara. Wilayah yang dikuasai oleh kepangeranan ini termasuk propinsi-propinsi Quảng Bình, Quảng Trị, dan Thừa Thiên–Huế sekarang ini di Vietnam.
Amaravati - Kota Amaravati menguasai daerah yang merupakan propinsi
Quảng Nam sekarang ini di Vietnam.

Vijaya - Kota Vijaya saat ini disebut Cha Ban, yang terdapat beberapa mil di sebelah utara kota
Qui Nhon di propinsi Bình Định di Vietnam. Selama beberapa waktu, kepangeranan Vijaya pernah menguasai sebagian besar wilayah propinsi-propinsi Quang-Nam, Quang-Ngai, Binh Dinh, dan Phu Yen.

Kauthara - Kota Kauthara saat ini disebut Nha Trang, yang terdapat di propinsi
Khánh Hòa sekarang ini di Vietnam.

Panduranga - Kota Panduranga saat ini disebut Phan Rang, yang terdapat di propinsi
Ninh Thuận sekarang ini di Vietnam. Panduranga adalah daerah Champa terakhir yang ditaklukkan oleh bangsa Vietnam.
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar