PENYERANGAN PASUNG GRIGIS KE PULAU SUMBAWA
Selain melaporkan kemenangan tersebut Gajah Mada juga melaporkan keadaan di wilayah Pulau Sumbawa
“ Baginda Ratu, hamba mendengar kabar bahwa di Sumbawa berkuasa seorang raja tua yang amat sakti. Beliau bernama Prabu Dedelanata. Beliau berwajah dahsyat seperti raksasa, bertaring yang kukuh dan tajam, giginya bagaikan taji, matanya seperti barong, suaranya keras seperti guntur. Hamba punya pendapat untuk mengirim Krian Pasung Grigis ke Sumbawa untuk menaklukkan raja tua itu. Dialah satu satunya yang mempunyai kesaktian yang setingkat dengan raja tua itu “
Ratu Tribhuwana Tunbggadewi menyetujui usul tersebut dan meminta pendapat dari krian Pasung Grigis atas rencana tersebut.
“ Hamba sanggup Gusti Ratu, ijinkan hamba berangkat sendirian, jangan ragukan diri hamba, hamba tidak akan pindah haluan, hamba merasa diri hamba sebagai taklukan Majapahit dan akan mematuhi segala titah Ratu, hamba mohon diri doakan semoga hamba berhasil “
Pada hari yang sudah ditentukan berangkatlah Krian Pasung Grigis ke Pulau Sumbawa sendiri tanpa diiringi oleh prajurit. Beliau juga sudah mendengar kesaktian prabu Dedelanata dan dari dulu ingin mencoba kesaktiannya. Sekaranglah saatnya dengan hati yang penuh semangat Krian Pasung Grigis langsung menuju Istana Prabu Dedelanata dan menantang perang tanding.
“ Hai Dedelanata, aku datang untuk menantang kamu untuk bertempur. Aku adalah raja Bali yang berkedudukan di Desa Tengkulak, namun kedatanganku kemari bukan atas nama Bali tapi atas nama Majapahit karena aku telahmengabdi kepada Ratu Majapahit.
Mendengar tantangan tersebut Prabu Dedenata kemudian keluar dari Istananya menemui Krian Pasung Grigis
“ Kau rupanya Pasung Grigis, sudah lama aku mendengar kedigjayaanmu, tidak dinyana engkau telah tunduk dibawah kekuasaan Majapahit. Mari kita perang tanding untuk menunjukkan kedigjayaan kita “
Pasung Grigis bersiap untuk melakukan perang tanding dengan Prabu Dedelanata, namun sebelum perang tanding dimulai Kran Pasung Grigis mengusulkan untuk membuat perjanjian terlebih dahulu
“ Kalau aku kalah engkau boleh tidak tunduk kepada kekuasaan Majapahit, tapi kalau engkau kalah maka seluruh kerajaan dan rakyatmu harus tunduk kepada kekuasaan Majapahit “
Betapa marahnya prabu Dedelata mendengar tantangan tersebut dan menjawab tantangan dari Krian Pasung Grigis
“ Hai Pasung Grigis bilang sama Ratu Majapahit, Dedelanata tidak mau tunduk dibawah kekuasan Majapahit. Pulau Sumbawa akan aku pertahankan sampai titik darah penghabisan. Kalau aku kalah olehmu kerajaan beserta seluruh rakyatku boleh menjadi milik Majapahit. Kini didepan rakyatku aku berjanji bahwa aau tidak akan dibantu oleh sorangpun untuk melawan engkau. Dan kepada rakyatku semua engkau boleh menonton kesaktian rajamu.
Mendengar teriakan raja Dedelanata semua rakyat terdiam, tidak ada yang berani membuka suara , takut akan kewisesan raja mereka. Akhirnya perang tanding antara Raja Dedelanata dan Pasung Grigis terjadilah. Kedua tokoh tersebut sama sama sakti, licin dan sama sama kebal dan tidak seorangpun yang kelihatan mau mundur. Kedua tokoh tersebut ternyata memiliki ilmu kesaktian yang setingkat maka perang tandingpun berjalan seimbang sehingga menguras tenaga kedua tokoh tersebut. Sampai akhirnya keduanyapun kehabisan tenaga dan mati lemas.
Seluruh rakyat yang menyaksikan jalannya pertempuran tersebut seolah olah tidak percaya menyaksikan rajanya yang teramat sakti tersebut gugur bersama musuhnya. Karena Raja Dedelanata telah wafat maka sesuai amanat yang diberikan oleh raja mereka maka seluruh kerajaan dan rakyat Pulau Sumbawa menyatakan tunduk kepada kekuasaan Majapahit
Ide betara pasung grigis titisan dewa siwa yg ďpt mmpersatukan nusantara...stlh brhsl d sumbawa bliau moksah.....🙏🙏🙏
BalasHapus