Makam Siti Inggil merupakan tempat persinggahan dan pertapaan Raja Majapahit ke I (Raden Wijaya Kertajaya Jayawardhana). Dulu ceritanya adalah sebuah punden di Dusun Kedungwulan yang diberi nama “LEMAH GENENG” yang artinya Siti Inggil. Didepan makam Siti Inggil terdapat dua makam, yaitu makam Sapu Angin dan Sapu Jagat sehingga makam ini dikeramatkan dan sering dikunjungi wisatawan lokal maupun asing setiap Jum’at Legi. Lokasinya berada di Dusun Kedungwulan, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan.
Komplek Pertapaan Siti Inggil, Makam Selir, Makam Pengawal Raden Wijaya, Pintu masuk, Air Suci, Pintu Masuk Makam
Komplek Pertapaan Siti Inggil, Makam Selir, Makam Pengawal Raden Wijaya, Pintu masuk, Air Suci, Pintu Masuk Makam
Mohon informasi selengkapnya tentang makam R. Wijaya.
BalasHapusSepengtahuan kami, beliau adalah penganut Syiwa Budha, tetapi dalam gambar makam beliau bercorak "Islam".
Benarkah???
Raden Wijaya tidak dimakamkan, beliau moksa. batu nisan di bejijong dibuat jauh setelah majapahit runtuh dan kebetulan nisan tersebut dibuat bercorak islam karena mungkin saja yang membuat atau yg berinisiatif membuat nisan kebetulan beragam islam.
BalasHapusMenurut Juru Kunci yang ada dipemakaman Trowulan, ada beberapa makam hanya merupakan "petilasan" jadi didalamnya tak ada jenazah....
BalasHapusSekitar tahun 1998-nan, saya pernah meliput situs Majapahit di Trowulan ditemani Masi Budi [kalau tak salah, sebab lupa-lupa ingat] seorang sejararawan Museum Trowulan. Saya sependapat dengan dia, kalau situs Majapahit di Trowulan telah banyak yang rusak dan disalah pugarkan, termasuk bangunan Pendapa dan Siti Inggil. Di situs Siti Inggil itu, yang asli hanya batu-batu bekas candi yang berada di dasar saja. Selain itu, Raja Majapahit [jelas bukan Islam] tentunya diperabukan, bukan dikuburkan.
BalasHapussaya pernah menulusuri di putuk puyang dngan teman di situ ada makam raja brawijaya letaknya setelah mkam mbah krapyak yg ada di atas tempat wisata air panas pacet tpi masih kurang ke atas meliwati hutan larangan di situ juga ada mkm joko umbaran juga
BalasHapusbenarkah raden wijaya punya makam? tolong diselidiki lebih lanjut. saya nggak percaya kalo r. wijaya punya makam seperti itu.
BalasHapusitu bukan makam.
BalasHapushanya sebuah tempat yg dibuat makam, seolah2 menjadi makam raden wijaya.
kalau saya menyebutnya itu petilasan.
Raden wijaya jelas tidak punya makam, apa yang ada sekarang ini hanya petilasan beliau.
bagian siti inggil yang asli majapahit adalah sisi bawah atau pondasi batu bata besar yang ada 4 makam itu dan sisi kanan belakang yaitu tempat samadi berupa tumpukan batu bata besar2 tipikal batu bata jaman majapahit.
adapun 2 makam lagi dekat 4 makam utama konon makam para senopati/patih salah satu periode majapahit serta ada makam lagi dekat joglo yang merupakan makam para juru kunci.
Jika memang R. Wijaya seorang Raja Hindu atau Raja Budha... merupakan penghinaan Bagi Beliau jika petilasannya berupa makam.... Dan apakah tidak cukup 350 tahun bagi Belanda untuk merubah Sejarah yang ada di Indonesia ini dengan memutar balikkan fakta yang ada... Monggo dibuka saja tudung penutup Nisan Beliau disitu akan terlihat jelas itu buatan baru atau dari pertamanya ada...
BalasHapusUntuk jenasah yang tidak ada.. hal itu seperti para Nabi dan Wali Allah ketika beliau meninggal dan dikuburkan, jasad beliau tidak ada dalam kubur tp ikut bersama sukmanya itu mungkin yang dimaksud Bapak RADEN dengan MOKSA... dan hanya orang2 yang dekat2 dengan Allah saja yang bisa seperti itu.
Monggo Ahli sejarah diteliti lagi!!!
Menurut Nagarakretagama, Raden Wijaya meninggal dunia pada tahun 1309. Ia dimakamkan di Antahpura dan dicandikan di Simping sebagai Harihara, atau perpaduan Wisnu dan Siwa.
BalasHapusMenurut sepenhetahuan saya dari berita2 yang berkembang di sana Di siti inggil trowulan itu sebetulnya candi yang telah rusak lalu dipugar menjadi makam lalu mengenai brawijaya dicandikan harihara itu kan ada brawijaya 1,2 dan sterusnya tetapi yang dicandikan di stinggil itu brawijaya 1 atau yang sepuh,mungkin di pugar sebagai makam itu karena keturunanya yang di jawa sudah banyak memeluk islam dan demi menghindari perusakan tangan2 yang tdk beryanggung jawab
HapusMenurut sepenhetahuan saya dari berita2 yang berkembang di sana Di siti inggil trowulan itu sebetulnya candi yang telah rusak lalu dipugar menjadi makam lalu mengenai brawijaya dicandikan harihara itu kan ada brawijaya 1,2 dan sterusnya tetapi yang dicandikan di stinggil itu brawijaya 1 atau yang sepuh,mungkin di pugar sebagai makam itu karena keturunanya yang di jawa sudah banyak memeluk islam dan demi menghindari perusakan tangan2 yang tdk beryanggung jawab
HapusKlo saya setujunya itu.. Yg candi simping. Sesuai yg rosyida katakan. Hati2 teman2.. Lebih bijak lg dalam menyikapi sesuatu
HapusThanks infonya min.
BalasHapusSalam kenal :)
ini pembodohan sejarah ,,mana ada hindu atau buddha di makam kan...
BalasHapuspembodohan sejarah
BalasHapus