Rabu, 20 April 2011

SEJARAH KERAJAAN JEMBRANA


Kerajaan Djembrana terlahir sebagai sebuah kerajaan otonom sejak tahun 1705.

  • Batas barat kerajaan Djembrana adalah selat Bali,
  • batas timur adalah kerajaan Tabanan yang dihubungkan tukad Yeh Leh,
  • batas utara adalah kerajaan Buleleng yang ditandai dengan deretan pegunungan dan
  • batas selatan adalah samudra Hindia.

Kerajaan Djembrana berkembang sesuai eranya dan menjadi kabupaten Jembrana sebagai bagian integral propinsi Bali menurut Undang Undang nomor 64 tahun 1958 tanggal 14 Agustus 1958 tentang pemekaran propinsi Sunda Kecil / Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.


TAMPUK KERAJAAN DJEMBRANA :

  • ANAK AGUNG NGURAH DJEMBRANA Adalah pendiri dan sebagai raja Djembrana I yang memerintah sejak tahun 1705. Beliau berasal dari puri Mengwi sebagai putera ketiga dari Anak Agung Nyoman Alangkadjeng (raja Mengwi yang bergelar Cokorda Mengwi, memerintah kerajaan Mengwi sejak tahun 1682
  • ANAK AGUNG GDE DJEMBRANA Memangku jabatan sebagai raja Djembrana II yang memerintah sejak tahun 1755.Beliau adalah cucu raja Djembrana I.
  • ANAK AGUNG PUTU AGUNG Memangku jabatan raja Djembrana III sejak tahun 1790. Beliau adalah putera dari Anak Agung Gde Djembrana.
  • ANAK AGUNG GDE SELOKA Putera sulung Anak Agung Putu Agung,memangku jabatan raja Djembrana IV sejak tahun 1818 yang didampingi oleh adik kandungnya yaitu Anak Agung Made Ngurah Bengkol sebagai raja muda kerajaan Djembrana.Raja muda kerajaan Djembrana wafat pada tahun 1828 dan digantikan adik kandung beliau yang bernama Anak Agung Njoman Madangan.
  • ANAK AGUNG PUTU NGURAH Putera sulung Anak Agung Gde Seloka,memangku jabata sebagai raja Djembrana V sejak tahun 1839 yang didampingi oleh sepupunya yang bernama Anak Agung Made Rai (putera Anak Agung Njoman Madangan) yang selanjutnya memangku jabatan sebagai raja muda Djembrana.
  • ANAK AGUNG MADE RAI Memangku jabatan raja Djembrana VI sejak tahun 1867,atas permintaan masyarakat Djembrana yang diwakili oleh punggawa Negara I Wayan Geor.punggawa Djembrana I Gede Nurun, punggawa Mendoyo I Wayan Djembo dan kepala Bali Islam di Loloan Kapten Mustika.Pemerintah Hindia Belanda menobatkannya sebagai raja Djembrana dengan besluit nomor 18 tahun 1867 tanggal 15 januari 1867.Pemerintah Belanda kemudian menghapuskan kerajaan Djembrana dan kerajaan Buleleng serta menetapkannya berada dibawah pengendalian langsung pemerintah Belanda dan raja Djembrana VI tidak memangku jabatan sebagai raja Djembrana lagi pada tahun 1882. Karena pemerintah Belanda sedang berperang melawan kerajaan Badung,Tabanan,Klungkung dan Lombok. Raja Djembrana Vi mangkat pada tahun 1906 serta meninggalkan 13 putera puteri,dimana putera beliau antara lain :
  1. ANAK AGUNG GDE SUTANEGARA
  2. ANAK AGUNG NJOMAN KOTANEGARA
  3. ANAK AGUNG PUTU KERTANEGARA
  4. ANAK AGUNG KETUT PUTERANEGARA
  • ANAK AGUNG BAGUS NEGARA Adalah salah seorang putera Anak Agung Njoman Kertanegara menggantikan kakeknya Anak Agung Made Rai,memangku jabatan raja Djembrana VII sejak tahun 1929 sampai 1960. Pemerintah Belanda memberikan hak penuh danmengakui secara sah kerajaan Djembrana,Buleleng,Tabanan,Badung,Gianyar,Bangli,Klungkung dan Karangasem dengan korteverklaring(surat pernyataan) dalam upacara penobatan bersama di pura Besakih pada tanggal 30 Juni 1938.Beliau menjadi raja / kepala pemerintahan di Djembrana sejak jaman Hindi Belanda,aneksasi militer Jepang,era Negara Kesatuan Republik Indonesia hingga menjadi perubahan bentuk pemerintahan dari kerajaan menjadi kabupaten di tahun 1960.

4 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Sdr.Lanang Dawan; Membaca tulisan sdr,setelah pemerintahan Raja Djembrana V, A.A.Putu Ngurah sejak thn.1839,Pemerintahan Djembrana dilanjutkan oleh Raja VI,A.A.Ngurah Made Pasekan,berkedudukan di Puri Agung Pacekan,Banjar Menega,Kelr.Dauhwaru,Kec.Jembrana.Beliau memerintah dari thn.1855 - 1866.Karena tidak mau kooperatif/tdk mau tunduk dgn kemauan Belanda,beliau ditipu dgn diundang ke Banyuwangi dgn maksud diajak berunding,namun beliau ditangkap bersama keluarga dan pengiring2nya,diasingkan ke Banyumas,Jawa Tengah liwat Batavia.Beliau wafat disana,dimakamkan bersama Putra2 dan Istri di Desa Kejawar.Makam beliau masih terawat dgn baik sampai saat ini,oleh keturunan keluarga mantan Bupati Banyumas saat itu,R.Martadireja V.Setiap 3 thn sekali keluarga Puri Agung Pacekan Jembrana datang ke makam untuk Nyekar. SELANJUTNYA pemerintahan Djembrana dilanjutkan oleh A.A.Made Rai sebagai Raja Djembrana VI. Lebih lanjut Pemerintah Kabupaten Jembranasaat initelah menetapkan kelahiran Kota Negara,15 Agustus l895,melalui proses Seminar Sejarah Jembrana,dan ditetapkan saat itu hanya ada 3 PURI sebagai tempat kedudukan RAJA,yaitu Puri Gede,Puri Agung Pacekan dan Puri Agung Negara. Dikomentari oleh;Dwipa Wiyasa.

    BalasHapus
  3. Menarik sekali sejarah kerajaan jembrana ini...

    BalasHapus