Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selasa, 12 Januari 2010

CANDI NAGA

( Peninggalan Masa Akhir Majapahit )


Berlokasi di Dusun Balekambang, desa Seloliman, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Propinsi Jawa Timur

Teras I : Panjang 7,00m, Lebar 1,00 m; Teras II : Panjang 7,00m, Lebar 0,70 m Tinggi 0,90 m; Teras III : Panjang 6,30m, Lebar 1,20 m Tinggi 0,70 m; Teras IV : Panjang 4,00m, Lebar 0,70 m Tinggi 0,35 m;

Candi Niaga I merupakan bangunan berteras empat terletak dilereng Gunung Bekel, menghadap ke timur dengan ketinggian 1060 m DPL. Bangunan candi ini berdenah bujur sangkar, berukuran 8m x 8m. Tangga masuk ke halaman candi menempel pada lereng yang curam. Antara teras satu dengan yang lainnya dihubungkan oleh anak tangga dengan pipi tangga yang sudah tidak utuh lagi. Teras I mempunyai lima anak buah tangga dan berpenampil dengan ukuran tinggi 1,00 m, lebar 1,50 , tebal 1,10 m, lebar pintu 0,60 m. Teras II mempunyai empat buah anak tangga. Dinding teras I dan II struktur batunya relatif masih utuh dan keadaan polos tanpa hiasan. Pintu masuk dan anak tangga dari teras II ke arah teras III sudah rusak dan pada dinding teras terdapat hiasan bentuk be;ah ketupat sebanyak delapan buah. Pada teras tertinggi yaitu teras ke IV tampak adanya sisa-sisa bangunan pemujaan yang sudah rusak berat. Ragam hias pada candi Naga I antara lain pelipit hirisontal, hiasan tumpal, relief taring dan lidah. Secara keseluruhan keadaan candi Naga I dibangun pada masa akhir kerajaan Majapahit abad 14-15 Masehi.

Yang dimaksud Candi Naga ialah candi yang bagian tubuh candinya dibelit oleh ular besar atau naga. Ini sangat unik karena di seluruh Indonesia candi ini merupakan satu-satunya bangunan candi yang dihias ular naga dengan bentuk yang sangat mencook.

Umumnya ular naga dijadikan pola hias bentuk makara yaitu pipi tangga di kanan dan kiri tangga naik ke bangunan candi yang dibentuk sebagai badan dan kepala naga: mulut naga digambarkan terbuka lebar dan lidahnya menjulur keluar dalam wujud untaian manik-manik atau mutiara.

Sering pula wujud naga dipahat di bawah cerat yoni karena yoni selalu dipahat menonjol keluar dari bingkai bujur sangar sehingga perlu penyangga di bawahnya. Dari tiga peran naga yang dicontohkan di atas fungsi naga pada bangunan candi atau pada yoni tampaknya erat kaitannya dengan tugas penjagaan atau perlindungan

.

1 komentar:

  1. blog anda sangat membantu saya, terima kasih dan mohon ijin untuk mengorek informasi2 yang anda share

    BalasHapus