Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Senin, 16 Mei 2011

DALEM WATURENGGONG

( th 1460 – 1550 ) M


Pada Masa Pemerintahan Dalem Ketut Ngulesir telah dinobatkan putra beliau yaitu Dalem Waturenggong sebagai Raja Muda tahun caka 1380 atau tahun 1458 M. Dengan wafatnya ayah beliau pada tahun 1460 maka Dalem Waturenggonglah yang menggantikan kedudukan beliau sebagai Raja di Kerajaan Gelgel dengan kekuasaan penuh terhadap Pulau Bali.

Pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong Kerajaan Bali mencapai masa keemasannya hal tersebut tercapai berkat kebijaksanaan beliau dalam mengatur pemerintahan dan penegakan hukum serta perhatian beliau terhadap kesejahteraan rakyat. Begitu juga orang orang Bali aga (asli) diberikan kedudukan dalam pemerintahan dan diperlakukan secara adil.

Dengan runtuhnya Kerajaan Majapahit yang merupakan pemerintahan Pusat pada tahun 1478 maka Bali melepaskan diri dan menjadi wilayah yang merdeka. Kerajaan Gelgel kemudian memperluas wilayah kekuasaannya dengan menundukkan kerajaan Blambangan pada tahun 1512 M dan menguasai Pulau Lombok tahun 1520 M. Dalem Waturenggong adalah raja yang sangat ditakuti oleh raja Pasuruan dan Raja Mataram. Pemerintah Dalem Waturenggong pada abad XVI (sekitar tahun 1550 M) merupakan awal lepasnya ikatan dan pengaruh Majapahit terhadap kerajaan Bali seiring runtuhnya kerajaan Majapahit oleh Kerajaan Islam.

Menteri Mentri pada Jaman pemerintahan ayahnya yang sudah berusia lanjut digantikan oleh putra putranya diantaranya Ki Gusti Batan Jeruk sebagai patih Agung digantikan oleh oleh putranya yaitu Rakyan petandakan juga Ki Gusti Abian Tubuh dan Ki Gusti Pinatih telah menunjukkan rasa baktinya menuruti jejak orang tuanya masing masing kehadapan Dalem Waturenggong.

Dalem Waturenggong mewarisi keris pusaka Ki Lobar , Si tandang langlang dan Si begawan Canggu yang diberikan oleh Patih Gajahmada kepada Kakek beliau Dalem Sri Kresna Kepakisan pada saat pertama kali memegang pemerintahan di Pulau Bali yang mana keberadaan senjata sakti tersebut sangat ditakuti oleh musuh musuh beliau karena dapat mencari sasarannya sendiri atas perintah si empunya.

Pasukan inti dari Kerajaan Gelgel adalah Dulang Mangap dengan kekuatan inti sebanyak 1600 orang dipimpin oleh patih Ularan yang merupakan warga Bali Aga (Bali Asli) keturunan Ki Pasung Grigis yang merupakan patih Kerajaan Bedulu sebelum dikalahkan Majapahit.

Akibat jatuhnya Majapahit maka banyak para arya dan Brahmana dari Majapahit yang datang ke Bali diantaranya Dang Hyang Nirarta yang di Bali terkenal dengan sebutan Pedanda Sakti Wawu Rauh / Dang Hyang Dwijendra dan di Lombok terkenal dengan sebutan Sangupati dan di Pulau Sumbawa beliau disebut dengan Tuan Semeru.

Kedatangan Dang Hyang Nirarta ke Bali disambut oleh I Gusti Dauh Bale Agung. Beliau kemudian diangkat sebagai Bagawanta Kerajaan Gelgel. Peranan belaiu sebagai Bagawanta sangat besar dalam bidang keagamaan, arsitektur dan kesusatraan sehingga Kerajaan Gelgel pada abad ke 6 tersebut mencapai puncak kejayaannya. Beliau selalu memberikan petunjuk dan nasehat kepada Dalem Waturenggong dalam menjalankan pemerintahan, dan salah satu ajaran beliau yang diwarisi sampai sekarang adalah konsep TRI PURUSA (Siwa, Sada Siwa dan Parama Siwa yaitu :

  • Parama Siwa yaitu Sifat Tuhan sebagai Brahma yang merupakan sumber dari segala sumber di alam semesta
  • Sada Siwa yaitu sifat Tuhan sebagai Asta Iswara dan Cadu Sakti
  • Siwa yaitu Sifat Tuhan sebagai jiwa alam semesta.
Dalam wujud tempat persembahyangan dinamakan Padmasana yang memadukan ajaran Tri Murti dari Mpu Kuturan dan Konsep Tri Purusa dari Dang Hyang Nirarta yang dipergunakan hingga saat ini.

Pada Masa Pemerintahan Dalem Waturenggong wafatlah I Dewa Tegal Besung yang merupakan Paman beliau atau anak dari Dalem Kresna Kepakisan Raja Bali I setelah ekspedisi Majapahit tahun 1343 M. Beliau meninggalkan 5 orang putra yaitu :
  1. I Dewa Anggungan
  2. I Dewa Geding Artha
  3. I Dewa Nusa
  4. I Dewa Bangli
  5. I Dewa Pagedangan
Putra putra beliau senantiasa mengabdikan diri kepada Dalem Waturenggong karena masih bersepupu dengan beliau dan oleh Dalem Waturenggong ke lima saudara sepupunya masing masing diberikan tempat tinggal dan sandang pangan secukupnya.


PEMBANGUNAN PURA-PURA

Pura-pura yang dibangun atas petunjuk Dang Hyang Dwijendra adalah :

  1. Pura Purancak di Jembrana
  2. Pura Rambut Siwi di dekat desa Yeh Embang dibangun kembali atas petunjuk beliau dan di sana disimpan potongan rambut Dang Hyang Dwijendra,
  3. Pura Pakendungan di desa Braban Tabanan, di sini disimpan keris beliau.
  4. Pura Sakti Mundeh dekat desa Kaba-kaba Tabanan
  5. Pura Petitenget di pantai laut dekat desa Kerobokan (Badung) di sini disimpan pecanangan (kotak tempat sirih)
  6. Pura Dalem Gandhamayu yang terletak di desa Kamasan (Klungkung) di tempat itu beliau menemukan bau harum sebagai isyarat dari Hyang widhi.

AKHIR MASA PEMERINTAHAN


Dalem Batur Enggong wafat tahun 1550 M beliau meninggalkan 2 orang Putra dan 1 orang Putri yaitu :

  1. Raden Pangharsa/ Dalem Bekung
  2. Raden Anom Sagening/ Dalem Sagening
  3. Seorang putri tidak diceritakan
Setelah Dalem Watur Enggong Wafat maka putra tertua yaitu Raden Pangharsa dinobatkan sebagai Raja Gelgel tahun 1560 dengan Gelar Sri Aji Pamahyun/ Dalem Bekung karena beliau tidak mempunyai keturunan.

12 komentar:

  1. Omswastyastu,
    Saya adalah keturunan dari mapatih kerajaan swecapure pada jaman kerajaan dalem waturenggong yaitu Krian Ki Agung Cili Ularan/Patih Ularan.
    Saya Ingin tanya apakah bener bahwa Ularan adalan keturunan asli dari pasung grigis patih kerajaan bedulu sebelum di kalahkan gajah mada dalam espedisinya menyatukan nusantara,Kalau memang bener,..dimana saya mendapatkan data yg lengkapnya ?bahwa kami adalah keturunan bali asli dari dinasti kerajaan bedulu ,mohon kalau ada data yg valid berikan kami info .terimakasih

    BalasHapus
  2. bisa coba bekerja sama dengan dosen-dosen sejarah di fakultas sastra dan budaya universitas udayana jurusan ilmu sejarah . ada banyak dosen yang kebetulan membidangi sejarah Bali . suksma

    BalasHapus
  3. wahh ini ngawurrrr!!!!!!!! Saya keturunan dalem ularan, beliau bukan keturunan asli bali atau BALI AGA! beliau adalah putra dari seorang raja di jawa yg menikahi anak dari seorang peranda yg bernama peranda sakti ender. pada saat beliau masih dalam kandungan, ayahnya kembali ke jawa dan di berikanlah tombak pusaka kerajaannya sebagai jati diri anaknya kelak. setelah beliau lahir, beliau diberikan nama yg sama dengan nama ibunya yaitu i dewa cili ularan karna ayah beliau dari wangsa ksatria maka diberikan nama dewa. beliau dibesarkan dan diajarkan ilmu kanuragan oleh kakek beliau. sampai pada saat dalem waturenggong mengadakan sayembara untuk mencari panglima besar atas gagasan dang hyang niratha, isi sayembara itu adalah barang siapa berhasil membunuh kerbau yg sudah diberi ilmu oleh dang hyang niratha, dia akan diangkat menjadi panglima besar untuk bali.

    BalasHapus
  4. pada saat itu yg mengikuti sayembara itu adalah raja2 atau keturunan bangsawan saja, tp tidak satupun bisa membunuh kerbau itu, sampai akhirnya munculah anak muda dg baju biasa,umurnya pun masih belasan tahun dan hanya membawa tombak pemberian ayahnya. semua menertawakan beliau,,tp setelah beliau mengeluarkan kesaktiannya, semua org berteriak ketakutan karna seluruh siku beliau mengeluarkan api dan kerbaunya lari, kerbau itu di kejar dan di tusuk dg tombak tersebut, hanguslah kerbau itu. sejak itu tombak beliau diberi nama dg sebutan kebo dendeng! dan beliau diangkat menjadi panglima perang dan dianggap sbgai anak oleh dalem waturenggong dan disayangi seperti anaknya sendiri!!
    yg juga menyebabkn arya batan jeruk iri hati. sampai pada saat dalem waturenggong mengirimkn lamaran ke blambangan untuk putranya yg akhirnya di tolak oleh daelm juru, karna lukisan putra dari dalem waturenggong itu sudah dirubah oleh arya batan jeruk menjadi orang yang punya wajah buruk dan cacat. itu ditanggapi sebagai penghinaan oleh dalem juru (raja blambangan) dan menolak lamaran tersebut! karna lamaran di btolak, maka di utuslah batara ularan ke blambangan dg di dampingi arya batan jeruk, tp begtu rombongan kapal beliau nyandar, pasukan blambangan sudah menyerang rombongan beliau, karna beliau tidak ada persiapan untuk perang dan beliau sendirian karna ditinggal kabur oleh arya batan jeruk kembali ke klungkung dg membawa berita bahwa betara ularan sudah meninggal, pdahal pada waktu pasukan blambangan menyerang, arya batan jeruk meninggalkn betara ularan yg turun duluan bersama beberapa pengawalnya. waktu itu beliau bersembunyi di bawah pohon jagung gembal,karna kewalahan menghadapi banyaknya pasukan blambangan yg memberikan 12 luka di wajah beliau yg sekarang setelah itu dibuatkan topeng beliau dg 12 luka diwajah yg disimpan di grya di blahbatuh dan tidak ada yg berani melihat termasuk peranda yg menjaganya kecuali keturunan alsi beliau yg datang untuk melihat,baru bisa dan diselamatkn oleh burung perkutut yg saat itu berada diatas tempat beliau bersembunyi, maka karna jasa burung tersebut, beliau berjanji kalau seluruh keturunan beliau tidak akan menyakiti atau memelihara burung perkutut. setelah itu, beliau pulang ke buleleng, tanpa sepengetahuan dalem waturenggong dan arya batan jeruk,

    BalasHapus
  5. beliau mengumpulkan pasukan yg di kenal dg dulang manggap dan membuat 40 keris menarang yg di bagikan kepada setiap komandan prajuritnya,tp setiap dibagikan ke 40 keris itu tersisa 1 pdhl hanya membuat 40 buah keris dan dikumpulkn kembali dan dihitung ternyta genap 40 buah, tp bgtu di bagikan lagi ternyata tersisa 1, setelah itu beliau mendapatkn wangsit kalau itu adalah pusaka titipan dari ayahnya di jawa dan hanya keris itu yg bisa membunuh dalem juru yg dikenal sangat sakti.. setelah itu beliau beserta prajuritnya menyerang blambangan dan dan mengadu kesaktian dan mendapat sebutan i dewa bagus aeng, beliaupun memenggal kepala dalem juru (raja blambangan). setelah itu beliau kembali menju klungkung dg membawa kepala dalem juru. di dengarlah kabar oleh arya batan jeruk bahwa betara ularan masih hidup dan kembali dg membawa kepala dalem juru, dan dihasutnyalah dalem waturenggong supaya mengusir betara ularan, karna telah membunuh dalem juru. akhirnya begtu betara ularan sampai di depan pintu gerbang kerajaan, dsn sudah di tunggu oleh dalem waturenggong, beliau diusir dan di caci maki,dibilang melanggar perintahnya, saat itu murkalah beliau dan menantang dalem waturenggong perang tanding, tp di halangilah oleh dang hyang niratha dan disuruh ke bali utara dg membawa 200 prajuritnya (pasek gelgel,tohjiwa,sibang dan lainnya) dan juga tawanan perang dari blambangan. tp sebelum beliau meninggalkan klungkung, beliau brkata, setelah kepergian beliau, kerjanaan klungkung akan runtuh dan akan ada yg menyerang terus... setelah itu dalem waturenggong dimarahi oleh danghyang niratha dan diberi nasehat, akhirnya dalem waturenggong sadar dan mengejar betara ularan,setelah bertemu, dalem waturenggong membujuk betara ularan untk kembali ke kerajaan tp beliau tidak mau krn sudah sangat sakit hati dg perkataan dalem waturenggong, dan akhirnya beliau dan dalem waturenggong saling menangis dan saling jambak rambut. tempat itu skg dijadikan pura yg dikenal dg Pura Kentel Gumi! itu sedikit yg saya ketahui dari pengelingsir saya tentang leluhur saya.SUKSMA!!!

    BalasHapus
  6. untuk raja di buleleng sebenarnya bukanlah gusti ngurah jelantik(dari karang asem), gusti ngurah jelantik adalah patihnya i gusti ngurah panji sakti yg masih keturunan dalem waturenggong yg waktu itu menguasai buleleng timur dan untuk buleleng barat dikuasai oleh keturunan betara ularan yg waktu itu sama2 menjadi menantu i gusti ngurah dangin yg tinggal di desa yg bernama patemon untuk sekarang ini. betara ularan setelah kesah dari busung biu dan mendirikan puri di desa ularan yg diambil dari nama beliau dan menetap di patemon. dan ada sejarah yg membuat betara ularan dari nama i dewa menjadi i gusti yaitu setelah raja pamji sakti yg ingin menguasai buleleng barat tp tidak berani dg cara berperang tp dg cara mengundang putra betara ularan yg mengambil istri anak dari gusti ngurah dangin dan juga gusti ngurah dangi (mertua panji sakti dan juga putra betara ularan), setelah di kerjaan panji, beliau diracun bersama mertuanya sendiri,tp beliau tidak meninggal dsn, beliau menanyakan knp meracuni beliau?? dan panji sakti pun menjawab, karna ingin menguasai seluruh buleleng biar menjadi 1. akhirnya beliau berkata, baiklah jika itu yg km inginkan, saya berikan tp dg syarat bahwa yg akan meneruskan nanti adalah keturunan beliau,dan panji sakti pun menyanggupi. akhirnya beliau melepas diri, dan anak ketiga beliau yg masih bayi pun diambil dan diangkat sbgai anak oleh panji sakti dan nama beliau dirubah dari i dewa murtamblang menjadi i gusti tamblang sampun. dan setlah kedua kknya dewasa, ingin membalas dendam, tp panji sakti diselamatkan oleh igusti tamblang sampun yg menyebabkan kemarahan kk2nya, akhirnya i gusti tmblang sampun tidak di ijinkn mengakui keturunan betara ularan melainkn keturunan panji sakti. dan kk keduanya pergi ke jawa merubah nama menjadi raden dan yg tertua menetap di patemon, karna adiknya sudah menjadi gusti, maka keturunan beliaupun dirubah menjadi i gusti.

    BalasHapus
  7. untuk membuktikan jelantik itu bukan raja, ingatlah perang buleleng dan payangan yg diawali pada saat jelantik mengaku raja setelah panji sakti wafat, dia mengaku raja dan ingin melamar putri payangan yg akhirnya di tolak oleh raja payangan yg di kenal sakti karna mengetahui bahwa jelantik itu bukanlah raja, akhirnya terjadilah perang payangan, jelantik bergabung dg bon dalem dan juga karang asem, payangan bergabung dg bangli. begitu berhadapan, raja payangan yg memiliki gondok tertawa yg menyebabkn pasukan jelantik dan bon dalem lari sehingga mendapat julukan SINGA MENGAYUNG dan untuk karang asem, tidak berani maju sehingga mendapat julukan SINGA MANDEG!
    setelah itu datanglah jelantik meminta bantuan ke puri patemon dg alasan perang menjaga wilayah buleleng, dan berangkatlah 12 org dari patemon menyerang payangan, setelah berhadapan dg raja payangan, raja payangan pun terawa tp ke 12nya tidak lari sperti jelantik tp malah ikut tertawa. dari sanalah raja payangan terkejut dan berkata ROROBANE ADI BUIN MELENGIS, beliau bertanya ke 12 orgini, nyen sujatine iba?? 12 org ini hanya menjawab" kai jelantik", ditanya berulang x tetap jawabannya sama, sampai bakhirnya beliau bertanya dg halus "NYEN SUJATINE CENING? ke 12 lingsir saya menjawab, "KAI ULARAN", jawabanlah yg membuat raja payangan terkejut dan langsung duduk, dan berkata " Nah Cening sube Ane Pantes Ngematiang Bape" (kata bape karna ke 12 linggsir saya ini masih muda2 dan ada yg masih belasan tahun), beliau memukulkn gagang pusakanya yg bernama ki jrogjog dan berkata "nah yen bape mati, ne keris anggo temon2", dan mulailah peperanfgan, raja bangli meninggal dibunuh oleh i gusti rangga mendala, raja payangan di tombak dg pusaka tain kitkir tp tidak mempan yg menyebabkn tombak tersebut bengkok sampai sekarang, dan akhirnya di tombak dg tombak pusaka kebo dendeng yg membuat gondoknya robek dan meninggal, keris pusaka payangan diambil dan dibawa pulang ke patemon. karna kemenangfan terbut, jelantik yg saat itu mengaku raja, memberikan GONG besar sebagai hadiah dan sampai sekarang gong tersebut masih tersimpan di rumah gong desa patemon. dan kenapa I gusti ngurah jelantik di kukuhkn dalam sejarah sebagai raja di buleleng oleh kerajaan belanda, itu karena jelantik meminjam pedang emas milik penfgelingsir kmi ketika ada kunjungan dari kerjaan belanda dan akan menobatkan siapa yg memegang pedang emas,dialah raja di BULELENG!!! setelah itu diketahui oleh pengelingsir di puri patemon, jelantik mau di serang oleh penglingsir2, tp keburu diketahui oleh jelantik yg akhirnya meminta maaf dan mengembalikan pedang emas tersebut ke pengelingsir kami! SUKSMA!!!!!!

    BalasHapus
  8. tolong jawab pertanyaan saya, bagi yg memposting ini.
    diatas dikatakan bahwa pusaka si brgawan canggu adalah pusaka prmbrtian gajah mada kepada kakek dalem waturenggong, saya mau tanya, dmn skg pusaka tersebut??? dan krnapa brtnama begawan canggu????
    untuk yg anda sebut patih ularan atau arya ularan, anda salah besar!!!! yg memimpin laskar dulang mangap bukanlah arya ularan atau keturunan ki pasung grigis tetapi nama bliau adalah i Dewa Ularan yg diangkat menjadi panglima perang untuk menggempur blambangan setelah memenangkan sayembara yg diadakan oleh dalem watu renggong di tukad unda klungkung.dan memenangkan saembara itu dg tombak pemberian ayahnya sewaktu bliau masih dlm kandungan karena ayahnya kembali ke kerajaan setelah dipanggil oleh ibunya yg bernama duah suhita. ayahnya bernama bhre wengker yg sebelum datang ke bali, bliau sudah menikah dan mempumyau putra yg bernama bhre pandan alas. Tombak pusaka tersebut diberi nama kebo DENDENG karna telah menusuk kerbau yg sudah diberi ilmu kesaktian oleh dang hyang Niratha sampai gosong sepertu dendeng. Sedangkan nama ULARAN tersebut di ambil dari nama ibunya yg bernama idwyu cili Ularan (putri dari penreta suwa bhuda yg bernama perande Sakti Ender). dan tentang pusaka yg bernama si begawan canggu bukanlah pusaka pemberian dari gajah mada, tetapi pusaka tersebut awalnya bernama mendarang cacaran yg muncul saat dalem waturenggong membuat 40 keris yg akan dibagikan kepada 40 pimpinan pasukan dibawah pimpinan i Dewa Ularan. pusaka tersebut bergelar begawan canggu adalah setelah digunakan untuk memenggal kepala Dalem Juru (raja Blambangan).
    saya menjelaskan ini supaya tidak terus"an salah dan suatu saat akan menjadi masalah n\bagi kita semua.
    dan untuk Desa ularan di buleleng seririt, itu sebelumnya bernama Batu Megelah dan berubah nama menjadi Ularan adalah semenjak I Dewa Ularan Kesah daru Klungkung ke Tegal Tibu Lesung atau sekatang dikenal dg nama BUSUNG BIU atau Busung Megelung. Tegal Tibu lesung adalah tempat kelahiran bliau, tempat disemayamkan inu bliau dan juga prajurit" yg gugur, dan tempat itu dikenal dg PENDEM yg adalah daerah terlarang sampai saat ini. Setelah bliau memiliki keturunan, bliau kesah ke Batu megekah atau skg dikenal dg DESA ULARAN.
    Dan bliau memiliki Banyak nama atau julukan, seperti :
    Saat mengikuti sayembara,bliau berjuluk Ki Lampot.
    Saat berdiri diatas kapal sewaktu menuju blambangan, nliau berjuluk Kale Mertyu larna kewibawaan bliau yg sangat tunggi.
    I Dewa Arak Api dan I Dewa Caling Kilap saat mengamuk dan memenggal kepala dalem juru.
    dan ada beberapa julukan lagi seperti I Dewa Bagus Aeng..
    sedangkan ayahnya berjuluk I Dwa Mentang Yuda atau sering di sebut dewa bagus Made (nama di bali)
    setelah ayahnya menjadi Raja, bliau bergelar sang hyang prama Wisesa.

    BalasHapus
  9. Wah pura pekendungan sama rambutsiwi ,kawitan saya dan keluarga saya tuh

    BalasHapus
  10. Tolong kalau bercerita tentang sejarah, thn nya di tulis? Bukti otentiknya apa? Kira - kira kalau di twrjemahkan dlm logika bisa nyambung atau tidak, terimakasih

    BalasHapus
  11. Begitulah sejarah.. ada berbagai versi karena memang tidak dituliskan secara baku pada masa itu, masing-masing keturunan tentu membawahi versinya sendiri sesuai cerita atau lontar yang ada pada mereka sebagai peninggalan leluhur, dan tentu pada sat lontar tersebut dibuat berkemungkinan besar juga membawakan tujuannya sendiri-sendiri.. Selama lontar tersebut diyakini benar adalah warisan leluhur ya itu akan menjadi kekayaan sejarah yang mewarnai kehidupan budaya Bali.

    BalasHapus