Disebut demikian karena di atas ambang pintu masuk bangunan terdapat angka tahun: 1291 Saka (=1369 Masehi). Lokasi bangunan berada di sebelah timur bangunan pendopo teras dalam jarak sekitar 20 meteran. Di kalangan masyarakat lebih di kenal dengan nama Candi Browijoyo karena model bangunan ini dipergunakan sebagai lambang kodam V Brawijaya.
Kadang-kadang ada yang menyebut Candi Ganesa karena di dalam bilik candinya terdapat sebuah arca ganesa. Pintu masuk candi terletak di bagian barat, pipi tangganya berakhir pada bentuk ukel besar (voluta) dengan hiasan tumpal yang berupa bunga-bungaan dalam susunan segitiga sama kaki.
Candi Angka Tahun seperti umumnya bangunan-bangunan candi lain terdiri dari bagian - bagian yang disebut: Kaki candi yaitu bagian candi yang bawah, kemudian tubuh candi dimana terdapat bilik atau kamar candi (gerbagerha) dan kemudian mahkota bangunan yang berbentuk kubus. Pada bagian mahkota nampak hiasan yang meriah. Pada masing-masing dinding tubuh candi terdapat relung-relung atau ceruk yang berupa pintu semu yang dibagian atasnya terdapat kepala makhluk yang bentuknya menakutkan.
Kepala makhluk seperti ini disebut kepala kalayang di Jawa Timur sering disebut banaspati yang berarti raja hutan yang bisa berupa singa atau harimau. Penempatan kepala kala diatas relung candi dimaksudkan untuk menakut-nakuti roh jahat agar tidak berani masuk ke komplek percandian. Bangunan candi Angka Tahun cukup terkenal seakan-akan bangunan inilah yang mewakili komplek percandian Panataran.
Di bagian atas bilik candi pada batu penutup sungkup terdapat relief “Surya Majapahit” yakni lingkaran yang dikelilingi oleh pancaran sinar yang berupa garis-garis lurus dalam susunan beberapa buah segitiga sama kaki. Relief Surya Majapahit juga ditemukan di beberapa candi yang lain di Jawa Timur ini dalam variasi yang sedikit berbeda.
Bale Agung
Bangunan seluruhnya terbuat dari batu dindingnya masih dalam keadan Polos. Pada dinding sisi selatan dan sisi utara terdapat tangga masuk yang berupa undak-undakan sehingga membagi dinding sisi utara maupun sisi selatan menjadi dua bagian. Begitu pula pada dinding sisi timur ini menjadi tiga bagian. Sekeliling tubuh bangunan bale agung dililiti oleh ular atau naga, kepala ular tersembul pada bagian sudut bangunan.
Di sebelah kiri dan kanan masing-masing tangga naik terdapat arca penjaga yang berupa arca mahakala. Arca-arca Mahakala yang teletak di sebelah kiri dan kanan tangga masuk dinding sisi timur nampaknya tidak lengkap lagi.
Bangunan Bale Agung berukuran panjang 37 meter, lebar 18,84 meter dan tinggi 1,44 meter. Sejumlah umpak batu yang berada di lantai atas diperkirakan dahulu sebagai penumpu tiang-tiang kayu untuk keperluan atap bangunan. Fungsi bangunan Bale Agung menurut N.J Krom seperti juga di Bali dipergunakan untuk tempat musyawarah para pendeta atau Pedanda.
Kadang-kadang ada yang menyebut Candi Ganesa karena di dalam bilik candinya terdapat sebuah arca ganesa. Pintu masuk candi terletak di bagian barat, pipi tangganya berakhir pada bentuk ukel besar (voluta) dengan hiasan tumpal yang berupa bunga-bungaan dalam susunan segitiga sama kaki.
Candi Angka Tahun seperti umumnya bangunan-bangunan candi lain terdiri dari bagian - bagian yang disebut: Kaki candi yaitu bagian candi yang bawah, kemudian tubuh candi dimana terdapat bilik atau kamar candi (gerbagerha) dan kemudian mahkota bangunan yang berbentuk kubus. Pada bagian mahkota nampak hiasan yang meriah. Pada masing-masing dinding tubuh candi terdapat relung-relung atau ceruk yang berupa pintu semu yang dibagian atasnya terdapat kepala makhluk yang bentuknya menakutkan.
Kepala makhluk seperti ini disebut kepala kalayang di Jawa Timur sering disebut banaspati yang berarti raja hutan yang bisa berupa singa atau harimau. Penempatan kepala kala diatas relung candi dimaksudkan untuk menakut-nakuti roh jahat agar tidak berani masuk ke komplek percandian. Bangunan candi Angka Tahun cukup terkenal seakan-akan bangunan inilah yang mewakili komplek percandian Panataran.
Di bagian atas bilik candi pada batu penutup sungkup terdapat relief “Surya Majapahit” yakni lingkaran yang dikelilingi oleh pancaran sinar yang berupa garis-garis lurus dalam susunan beberapa buah segitiga sama kaki. Relief Surya Majapahit juga ditemukan di beberapa candi yang lain di Jawa Timur ini dalam variasi yang sedikit berbeda.
Bale Agung
Bangunan seluruhnya terbuat dari batu dindingnya masih dalam keadan Polos. Pada dinding sisi selatan dan sisi utara terdapat tangga masuk yang berupa undak-undakan sehingga membagi dinding sisi utara maupun sisi selatan menjadi dua bagian. Begitu pula pada dinding sisi timur ini menjadi tiga bagian. Sekeliling tubuh bangunan bale agung dililiti oleh ular atau naga, kepala ular tersembul pada bagian sudut bangunan.
Di sebelah kiri dan kanan masing-masing tangga naik terdapat arca penjaga yang berupa arca mahakala. Arca-arca Mahakala yang teletak di sebelah kiri dan kanan tangga masuk dinding sisi timur nampaknya tidak lengkap lagi.
Bangunan Bale Agung berukuran panjang 37 meter, lebar 18,84 meter dan tinggi 1,44 meter. Sejumlah umpak batu yang berada di lantai atas diperkirakan dahulu sebagai penumpu tiang-tiang kayu untuk keperluan atap bangunan. Fungsi bangunan Bale Agung menurut N.J Krom seperti juga di Bali dipergunakan untuk tempat musyawarah para pendeta atau Pedanda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar