/ MAYA DANAWA (Th 882) M
Kerajaan tertua di Bali yang tercatat dalam sejarah Bali adalah Kerajaan Singamandawa atau Kerajaan Balingkang (882) M terletak di sekitar Batur. Keberadaan Kerajaan ini dikukuhkan melalui 15 prasasti yang berangka tahun 804 M. Dalam prasasti itu disebutkan raja Singamandawa adalah Ugrasena.
Dalam struktur kerajaan lama, Raja – raja Bali dibantu oleh badan penasehat yang disebut “Pakirakiran I Jro Makabehan” yang terdiri dari beberapa Senapati dan Pendeta Syiwa yang bergelar “Dang Acaryya” dan Pendeta Buddha yang bergelar “Dhang Upadhyaya”. Raja didampingi oleh badan kerajaan yang disebut “Pasamuan Agung” yang tugasnya memberikan nasihat dan pertimbangan kepada raja mengenai jalannya pemerintahan. Raja juga dibantu oleh Patih, Prebekel, dan Punggawa – punggawa.
Ratu Ugrasena merupakan keturunan Wangsa Keling atau Kalingga atau dikenal dengan nama Wangsa Sanjaya yang berasal dari India Selatan. Pada jaman ini agama Budha mulai masuk ke Bali setelah terlebih dahulu berkembang di Jawa. Pada tahun 913 M muncul Kerajaan Singhadwala atau Kahuripan dengan rajanya Kesari Warmadewa yang merupakan keturunan wangsa Warmadewa yang berasal dari Kerajaan Kutai (Kalimantan Timur) dan Sriwijaya (Sumatera Selatan).
Munculnya kerajaan ini tidak terlepas dari persaingan antara wangsa Sanjaya dengan wangsa Warma di Jawa Barat pada abad ke 6. Kedua Kerajaan bersaing untuk menguasai daerah yang lebih luas sehingga kedua kerajaan akhirnya terlibat dalam peperangan secara terus menerus. Di Bali Kerajaan Singamandawa terdesak sehingga hanya bertahan di pegunungan Kintamani dan Buleleng sedangkan Wangsa Warma telah menguasai wilayah yang lebih luas yang dibuktikan dengan prasasti berupa pahatan batu di Penataran Gede Malet dan Pura Panempaan Manukaya.
Setelah tahun saka 888 tidak terdengar lagi raja raja Singamandawa karena prasasti prasasti yang dikeluarkan semuanya dari raja raja Warmadewa sehingga diperkirakan Kerajaan Kerajaan Singamandawa atau Kerajaan Balingkang jatuh ketangan Kerajaan Singhadwala atau Kahuripan dengan jalan damai karena salah satu Raja keturunan wangsa Warmadewa yaitu Raja Tabanendra Warmadewa sangat menghormati Sang Ratu Ugrasena yang diuraikan dalam prasati Kintamani A yang menyebutkan “ Sang Ratu Sang Sinddha Dewata Sang Lumah di Air Madatu.
Dengan ini maka berakhir pula masa kedinastian Wangsa Sanjaya di Bali dan digantikan oleh Wangsa Warmadewa. Lalu kemanakah keturunan keluarga Ugrasena tersebut ? menurut tradisi dari kerajaan kerajaan kuno bilamana ada kerajaan yang dikalahkan maka keluarga raja yang ditaklukkan tersebut diserahi tugas dalam pemerintahan oleh Raja yang berkuasa sebagai patih atau pejabat kerajaan lainnya, apa lagi penaklukannya dilakukan dengan cara damai.
Kalau pendapat ini benar maka keturunan Ratu Ugrasena pada jaman pemerintahan wangsa Warmadewa yaitu Sri Astasura Ratna Bumi Banten menduduki jabatan Menteri menteri Kerajaan diantaranya :
Beliau berhasil menaklukan Kerajaan Blambangan. Kryan Ularan panglima Dulang Mangap mempunyai anak yang bernama Jelantik Bongol yang dijuluki demikian karena beliau mengamuk di medan perang Bali-Pasuruan tanpa memakai senjata sebagai penebusan terhadap dosa ayahnya yang ingkar atas perintah Dalem.
GARIS KETURUNAN WANGSA SANJAYA
Sanjaya adalah raja dari sebuah kerajaan tua di Jawa Tengah yaitu Kerajaan Mataram Kuno. Dalam Purana, Usana, Babad sering disebut dengan nama Kerajaan Keling. Raja Sanjaya adalah pendiri dinasti Sanjaya dengan gelar Sanjayawamsa. Kerajaan Mataram Kuno adalah merupakan kelanjutan dari Kerajaan Kalingga di Jawa Barat yang telah ada tahun 414 M, yang menurut penuturan seoarang peziarah China yang bernama Fa Hian menyebut nama Kalingga dengan nama Holing.
Asal usul Kerajaan Kalingga ini adalah dari India Selatan yang karena terdesak di wilayah India maka Raja Kalinga beserta keluarganya hijrah ke Indonesia dan terdampar di Jawa Barat. Dijawa Barat Raja Kalingga dan para pengikutnya kemudian mendirikan Kerajaan Kalingga. Sebagai Raja di Kerajaan Kalingga dikenal 2 orang yaitu Raja Sannaha dan Ratu Simmo.
Setelah pemerintahan Ratu Simmo tidak terdengar lagi raja penggantinya sampai tahun 732 M muncul kerajaan baru di Jawa Tengah dengan nama Kerajaan Mataram Kuno atau Kerajaan Medang. Para ahli sejarah menduga Kerajaan Mataram Kuno ini adalah kelanjutan dari kerajaan Kalingga. Adapun kepindahannya dari Jawa Barat ke Jawa tengah diperkirakan karena terdesak oleh munculnya Kerajaan Tarumanegara pada abad ke 6 dengan Rajanya Purnawarman dari wangsa Warma.
Kerajaan Mataram Kuno ini melebarkan kekuasaanya samaai ke Jawa Timur dan Bali. Di Jawa Timur dikenal adanya kerajaan Kanjuruhan berdasarkan prasasti Dinoyo tahun 760 M dan di Bali terdapat kerajaan Singamandawa berdasarkan prasasti Sikawana A tahun 882 M. Besar kemungkinan raja dari kerajaan tersebut adalah dari keluarga Sanjaya atau Sanjayawamsa karena kesamaan prasasti-prasasti Canggal 732 M dan Prasasti Dinoyo 760 M dan Prasasti Sukawana 882 M dalam bidang keagamaan yang dianut.
SISTEM KEPERCAYAAN
Menyembah banyak dewa yang bukan hanya berasal dari dewa Hindu & Buddha tetapi juga dari kepercayaan animisme mereka.
Kerajaan tertua di Bali yang tercatat dalam sejarah Bali adalah Kerajaan Singamandawa atau Kerajaan Balingkang (882) M terletak di sekitar Batur. Keberadaan Kerajaan ini dikukuhkan melalui 15 prasasti yang berangka tahun 804 M. Dalam prasasti itu disebutkan raja Singamandawa adalah Ugrasena.
Dalam struktur kerajaan lama, Raja – raja Bali dibantu oleh badan penasehat yang disebut “Pakirakiran I Jro Makabehan” yang terdiri dari beberapa Senapati dan Pendeta Syiwa yang bergelar “Dang Acaryya” dan Pendeta Buddha yang bergelar “Dhang Upadhyaya”. Raja didampingi oleh badan kerajaan yang disebut “Pasamuan Agung” yang tugasnya memberikan nasihat dan pertimbangan kepada raja mengenai jalannya pemerintahan. Raja juga dibantu oleh Patih, Prebekel, dan Punggawa – punggawa.
Ratu Ugrasena merupakan keturunan Wangsa Keling atau Kalingga atau dikenal dengan nama Wangsa Sanjaya yang berasal dari India Selatan. Pada jaman ini agama Budha mulai masuk ke Bali setelah terlebih dahulu berkembang di Jawa. Pada tahun 913 M muncul Kerajaan Singhadwala atau Kahuripan dengan rajanya Kesari Warmadewa yang merupakan keturunan wangsa Warmadewa yang berasal dari Kerajaan Kutai (Kalimantan Timur) dan Sriwijaya (Sumatera Selatan).
Munculnya kerajaan ini tidak terlepas dari persaingan antara wangsa Sanjaya dengan wangsa Warma di Jawa Barat pada abad ke 6. Kedua Kerajaan bersaing untuk menguasai daerah yang lebih luas sehingga kedua kerajaan akhirnya terlibat dalam peperangan secara terus menerus. Di Bali Kerajaan Singamandawa terdesak sehingga hanya bertahan di pegunungan Kintamani dan Buleleng sedangkan Wangsa Warma telah menguasai wilayah yang lebih luas yang dibuktikan dengan prasasti berupa pahatan batu di Penataran Gede Malet dan Pura Panempaan Manukaya.
Setelah tahun saka 888 tidak terdengar lagi raja raja Singamandawa karena prasasti prasasti yang dikeluarkan semuanya dari raja raja Warmadewa sehingga diperkirakan Kerajaan Kerajaan Singamandawa atau Kerajaan Balingkang jatuh ketangan Kerajaan Singhadwala atau Kahuripan dengan jalan damai karena salah satu Raja keturunan wangsa Warmadewa yaitu Raja Tabanendra Warmadewa sangat menghormati Sang Ratu Ugrasena yang diuraikan dalam prasati Kintamani A yang menyebutkan “ Sang Ratu Sang Sinddha Dewata Sang Lumah di Air Madatu.
Dengan ini maka berakhir pula masa kedinastian Wangsa Sanjaya di Bali dan digantikan oleh Wangsa Warmadewa. Lalu kemanakah keturunan keluarga Ugrasena tersebut ? menurut tradisi dari kerajaan kerajaan kuno bilamana ada kerajaan yang dikalahkan maka keluarga raja yang ditaklukkan tersebut diserahi tugas dalam pemerintahan oleh Raja yang berkuasa sebagai patih atau pejabat kerajaan lainnya, apa lagi penaklukannya dilakukan dengan cara damai.
Kalau pendapat ini benar maka keturunan Ratu Ugrasena pada jaman pemerintahan wangsa Warmadewa yaitu Sri Astasura Ratna Bumi Banten menduduki jabatan Menteri menteri Kerajaan diantaranya :
- Pangeran Tambyak
- Ki Kalung Singkal dari Taro
- Ki Tunjung Tutur dari Desa Tenganan
- Ki Tunjung Biru dari Tianyar
- Pangeran Kopang dari Seraya
- Ki Buahan di Batur
- Rakriyan Girimana di Ularan
- Pangeran Tangkas Pangeran Mas
- Perdana Menteri Ki Pasung Grigis di Tengkulak
- Ki Kbo Iwa di Blahbatuh.
Beliau berhasil menaklukan Kerajaan Blambangan. Kryan Ularan panglima Dulang Mangap mempunyai anak yang bernama Jelantik Bongol yang dijuluki demikian karena beliau mengamuk di medan perang Bali-Pasuruan tanpa memakai senjata sebagai penebusan terhadap dosa ayahnya yang ingkar atas perintah Dalem.
GARIS KETURUNAN WANGSA SANJAYA
Sanjaya adalah raja dari sebuah kerajaan tua di Jawa Tengah yaitu Kerajaan Mataram Kuno. Dalam Purana, Usana, Babad sering disebut dengan nama Kerajaan Keling. Raja Sanjaya adalah pendiri dinasti Sanjaya dengan gelar Sanjayawamsa. Kerajaan Mataram Kuno adalah merupakan kelanjutan dari Kerajaan Kalingga di Jawa Barat yang telah ada tahun 414 M, yang menurut penuturan seoarang peziarah China yang bernama Fa Hian menyebut nama Kalingga dengan nama Holing.
Asal usul Kerajaan Kalingga ini adalah dari India Selatan yang karena terdesak di wilayah India maka Raja Kalinga beserta keluarganya hijrah ke Indonesia dan terdampar di Jawa Barat. Dijawa Barat Raja Kalingga dan para pengikutnya kemudian mendirikan Kerajaan Kalingga. Sebagai Raja di Kerajaan Kalingga dikenal 2 orang yaitu Raja Sannaha dan Ratu Simmo.
Setelah pemerintahan Ratu Simmo tidak terdengar lagi raja penggantinya sampai tahun 732 M muncul kerajaan baru di Jawa Tengah dengan nama Kerajaan Mataram Kuno atau Kerajaan Medang. Para ahli sejarah menduga Kerajaan Mataram Kuno ini adalah kelanjutan dari kerajaan Kalingga. Adapun kepindahannya dari Jawa Barat ke Jawa tengah diperkirakan karena terdesak oleh munculnya Kerajaan Tarumanegara pada abad ke 6 dengan Rajanya Purnawarman dari wangsa Warma.
Kerajaan Mataram Kuno ini melebarkan kekuasaanya samaai ke Jawa Timur dan Bali. Di Jawa Timur dikenal adanya kerajaan Kanjuruhan berdasarkan prasasti Dinoyo tahun 760 M dan di Bali terdapat kerajaan Singamandawa berdasarkan prasasti Sikawana A tahun 882 M. Besar kemungkinan raja dari kerajaan tersebut adalah dari keluarga Sanjaya atau Sanjayawamsa karena kesamaan prasasti-prasasti Canggal 732 M dan Prasasti Dinoyo 760 M dan Prasasti Sukawana 882 M dalam bidang keagamaan yang dianut.
SISTEM KEPERCAYAAN
Menyembah banyak dewa yang bukan hanya berasal dari dewa Hindu & Buddha tetapi juga dari kepercayaan animisme mereka.