PERTAPAAN PUTRI AIRLANGGA
SANGRAMAWIJAYA/ DEWI KILI SUCI
Goa Selomangleng merupakan pertapaan dari putri dari Airlangga yang bernama Sangramawijaya Tunggadewi atau yang lebih dikenal dengan nama Dewi Keli Suci. Seperti yang telah diuraikan di depan bahwa Puri makgota Airlangga tersebut menolak menjadi raja Kahuripan menggantikan Prabu Airlangga dan memilih hidup sebagai pertapa.
Goa Selomangleng
Goa Selomangleng secara administratif masuk diwilayah Dusun Sanggrahan Kidul Desa Sanggrahan Kecamatan Boyolangu, untuk mencapai tempat ini diperlukan waktu 20 menit dengan berjalan kaki menyusuri kebun rakyat dari tepian kampung.
Komplek Goa Selomangleng yang yang menempati areal kehutanan dilingkungan BKPH kalidawir merupakan lereng jurang Sanggrahan yang cukup terjal. Komplek Goa Selomangleng dibedakan atas dua bagian, yaitu bagiana yang agak datar yang berada dibagian dibagian bawah serta bagian yang terjal yang berada diatas. Dibagian yang datar terdapat dua buah goa.
Goa pertama berada dibagian tanah yang relatif datar dengan bentuk mulut persegi empat dan dihiasi dengan relief, sedang Goa yang kedua tidak memiliki relief dengan bentuk yang sama. Lahan yang ditempati bongkahan batu bergoa tersebut memiliki areal seluas 29,5m x 16m. Ukuran bagian dalam goa pertama panjang 360 cm, lebar 175 cm dan dalam ceruk 380 cm.
Pintu Masuk Goa Selomangkeng
Mulut Goa menghadap kearah barat, Relief dipahatkan pada panil didinding sisi Timur dann Utara. Hiasan menggambarkan bagian dari Cerita Arjunawiwaha yakni ketika Indra memerintahkan bidadarinya untuk menggoda Arjuna di Gunung Indralika, digambarkan pula adegan ketika bidadari menuruni awan dari kayangan ke bumi. Goa kedua terletak dibagian selatan pada bongkahan batu yang sama, tetapi pada posisi yang lebih tinggi dibanding dengan goa pertama. Goa ini menghadap keselatan dan tidak memiliki hiasanrelief apapun dalamnya, ukuran panjang 360 cm dan lebar 200 cm.
KEISTIMEWAAN
Sepintas tidak ada yang istimewa di gua batu ini, keunikan baru terlihat begitu mendekati pintu gua. Beberapa meter dibawah mulut gua terdapat beberapa bongkahan batu yang berserakan. Sebagian diantaranya terdapat pahatan, menandakan bahwa tempat ini sudah pernah disentuh manusia. Berbagai corak relief menghiasai dinding luar gua, diantaranya ada yang berbentuk manusia.
Melongok ke dalam gua, suasana gelap gulita dan aroma dupa yang cukup menyengat datang menyambut pengunjung. Tidak heran bila ada beberapa pengunjung yang takut atau berfikir panjang sebelum memutuskan untuk memasukinya. Kesan mistis terasa kental sekali saat berada di dalamnya. Beberapa pengunjung nampak buru-buru keluar setelah tidak lama memasuki ruang karena, dikarenakan tidak kuat dengan aroma dupa yang menyengat. Gua yang terbuat dari batuan andesit ini menjadikannya kedap air.
Tidak ada stalagtit maupun stalagmit yang umum dijumpai pada gua-gua alam. Terdapat tiga ruangan dalam gua, dari pintu masuk kita akan tiba di ruangan utama yang tidak begitu lebar dengan sebuah pintu kecil di sisi kiri dan kanan untuk menuju ruangan lain dari dalam gua. Di dalam gua ini banyak sekali dijumpai relief yang menghiasi dinding gua. Diperlukan penerangan tambahan untuk bisa melihatnya dengan jelas.
Pada dasar lantai banyak sekali ditemukan bunga-bunga sesajen berwarna merah dan kuning yang masih segar. Suatu pertanda bahwa tempat ini cukup sering digunakan untuk mengasingkan diri, bertapa atau tirakat bagi kalangan masyarakat tertentu. Memasuki ruangan sebelah kiri dari pintu masuk gua, pengunjung mesti sedikit merangkak dikarenakan ukuran pintunya yang cukup kecil.
Ketika mencoba memasuki ruangan tersebut, praktis cahaya yang ada semakin minim dikarenakan tidak adanya penerangan pada ruang tersebut. Ditambah ruangannya yang kecil dengan atap yang rendah sehingga kesan sempit dan sumpek mendominasi suasana dalam ruangan tersebut. Sulit kali untuk melihat apa saja yang ada di dalam ruangan tersebut. Ketika mencoba menelusuri dinding gua dengan penerangan dari telpon genggam, barulah terlihat bahwa bagian dalam gua tersebut juga memiliki relief-relief yang senada dengan bagian luar gua. Berbeda dengan ruang sebelah kiri gua, pada sisi kanan gua, terdapat relief pada bagain atas dari pintu masuk. Mirip dengan relief yang sering menghiasi bagian atas dari pintu masuk candi.
Ruangan ini sedikit lebih lebar dari sisi kiri. Pada dinding gua, terdapat bagian yang menonjol dengan cerukan kecil dibagian bawahnya, membentuk tungku. Sebatang dupa yang masih menyala nampak berada didalam tungku tersebut, menebarkan aroma menyengat yang memenuhi seluruh ruangan. Relief-relief yang ada masih bisa terlihat cukup jelas untuk dinikmati.
SEJARAH GOA SELOMANGKENG
Dari cerita yang beredar, Gua Selomangleng dulu pernah digunakan oleh Dewi Kilisuci sebagai tempat pertapaan. Dewi Kilisuci adalah putri mahkota Raja Erlangga yang menolak menerima tahta kerajaan yang diwariskan kepadanya, dan lebih memilih menjauhkan diri dari kehidupan dunia dengan cara melakukan tapabrata di Gua Selomangleng.
Terlepas dari gelap dan pengapnya suasana dalam gua, objek wisata Gua Selomangleng patut dikunjungi saat anda berada di Kediri. Tak jauh dari lokasi gua ini juga terdapat museum Airlangga yang merupakan museum purbakala yang bisa dikunjungi dan banyak sekali menyimpan benda-benda arkeologi berupa patung/arca. Dan sekarang, Goa Selomangleng diberi fasilitas lain seperti kolam renang dengan aneka wahananya dan juga arena bermain anak. Selain mengunjungi goa pengunjung juga dapat "sedikit" olahraga dengan naik ke Gunung Maskumambang yang hijau dan asri serta banyak terdapat ayam hutan yang berada di samping Museum Airlangga.
Untuk naik gunung, pengunjung tidak berlu bersusah - susah karena telah dibangun tangga untuk naik ke atas. Atau pengunjung yang ingin mencoba tantangan dapat naik ke atas Gunung Klothok yang dipuncaknya terdapat sumber mata air yang bernama 'Elo'. Selain berwisata sejarah, pengunjung dapat berwisata outbound, jadi badan bisa sehat dan wawasan akan sejarahpun bertambah.
SANGRAMAWIJAYA/ DEWI KILI SUCI
Goa Selomangleng merupakan pertapaan dari putri dari Airlangga yang bernama Sangramawijaya Tunggadewi atau yang lebih dikenal dengan nama Dewi Keli Suci. Seperti yang telah diuraikan di depan bahwa Puri makgota Airlangga tersebut menolak menjadi raja Kahuripan menggantikan Prabu Airlangga dan memilih hidup sebagai pertapa.
Goa Selomangleng
Goa Selomangleng secara administratif masuk diwilayah Dusun Sanggrahan Kidul Desa Sanggrahan Kecamatan Boyolangu, untuk mencapai tempat ini diperlukan waktu 20 menit dengan berjalan kaki menyusuri kebun rakyat dari tepian kampung.
Komplek Goa Selomangleng yang yang menempati areal kehutanan dilingkungan BKPH kalidawir merupakan lereng jurang Sanggrahan yang cukup terjal. Komplek Goa Selomangleng dibedakan atas dua bagian, yaitu bagiana yang agak datar yang berada dibagian dibagian bawah serta bagian yang terjal yang berada diatas. Dibagian yang datar terdapat dua buah goa.
Goa pertama berada dibagian tanah yang relatif datar dengan bentuk mulut persegi empat dan dihiasi dengan relief, sedang Goa yang kedua tidak memiliki relief dengan bentuk yang sama. Lahan yang ditempati bongkahan batu bergoa tersebut memiliki areal seluas 29,5m x 16m. Ukuran bagian dalam goa pertama panjang 360 cm, lebar 175 cm dan dalam ceruk 380 cm.
Pintu Masuk Goa Selomangkeng
Mulut Goa menghadap kearah barat, Relief dipahatkan pada panil didinding sisi Timur dann Utara. Hiasan menggambarkan bagian dari Cerita Arjunawiwaha yakni ketika Indra memerintahkan bidadarinya untuk menggoda Arjuna di Gunung Indralika, digambarkan pula adegan ketika bidadari menuruni awan dari kayangan ke bumi. Goa kedua terletak dibagian selatan pada bongkahan batu yang sama, tetapi pada posisi yang lebih tinggi dibanding dengan goa pertama. Goa ini menghadap keselatan dan tidak memiliki hiasanrelief apapun dalamnya, ukuran panjang 360 cm dan lebar 200 cm.
KEISTIMEWAAN
Sepintas tidak ada yang istimewa di gua batu ini, keunikan baru terlihat begitu mendekati pintu gua. Beberapa meter dibawah mulut gua terdapat beberapa bongkahan batu yang berserakan. Sebagian diantaranya terdapat pahatan, menandakan bahwa tempat ini sudah pernah disentuh manusia. Berbagai corak relief menghiasai dinding luar gua, diantaranya ada yang berbentuk manusia.
Melongok ke dalam gua, suasana gelap gulita dan aroma dupa yang cukup menyengat datang menyambut pengunjung. Tidak heran bila ada beberapa pengunjung yang takut atau berfikir panjang sebelum memutuskan untuk memasukinya. Kesan mistis terasa kental sekali saat berada di dalamnya. Beberapa pengunjung nampak buru-buru keluar setelah tidak lama memasuki ruang karena, dikarenakan tidak kuat dengan aroma dupa yang menyengat. Gua yang terbuat dari batuan andesit ini menjadikannya kedap air.
Tidak ada stalagtit maupun stalagmit yang umum dijumpai pada gua-gua alam. Terdapat tiga ruangan dalam gua, dari pintu masuk kita akan tiba di ruangan utama yang tidak begitu lebar dengan sebuah pintu kecil di sisi kiri dan kanan untuk menuju ruangan lain dari dalam gua. Di dalam gua ini banyak sekali dijumpai relief yang menghiasi dinding gua. Diperlukan penerangan tambahan untuk bisa melihatnya dengan jelas.
Pada dasar lantai banyak sekali ditemukan bunga-bunga sesajen berwarna merah dan kuning yang masih segar. Suatu pertanda bahwa tempat ini cukup sering digunakan untuk mengasingkan diri, bertapa atau tirakat bagi kalangan masyarakat tertentu. Memasuki ruangan sebelah kiri dari pintu masuk gua, pengunjung mesti sedikit merangkak dikarenakan ukuran pintunya yang cukup kecil.
Ketika mencoba memasuki ruangan tersebut, praktis cahaya yang ada semakin minim dikarenakan tidak adanya penerangan pada ruang tersebut. Ditambah ruangannya yang kecil dengan atap yang rendah sehingga kesan sempit dan sumpek mendominasi suasana dalam ruangan tersebut. Sulit kali untuk melihat apa saja yang ada di dalam ruangan tersebut. Ketika mencoba menelusuri dinding gua dengan penerangan dari telpon genggam, barulah terlihat bahwa bagian dalam gua tersebut juga memiliki relief-relief yang senada dengan bagian luar gua. Berbeda dengan ruang sebelah kiri gua, pada sisi kanan gua, terdapat relief pada bagain atas dari pintu masuk. Mirip dengan relief yang sering menghiasi bagian atas dari pintu masuk candi.
Ruangan ini sedikit lebih lebar dari sisi kiri. Pada dinding gua, terdapat bagian yang menonjol dengan cerukan kecil dibagian bawahnya, membentuk tungku. Sebatang dupa yang masih menyala nampak berada didalam tungku tersebut, menebarkan aroma menyengat yang memenuhi seluruh ruangan. Relief-relief yang ada masih bisa terlihat cukup jelas untuk dinikmati.
SEJARAH GOA SELOMANGKENG
Dari cerita yang beredar, Gua Selomangleng dulu pernah digunakan oleh Dewi Kilisuci sebagai tempat pertapaan. Dewi Kilisuci adalah putri mahkota Raja Erlangga yang menolak menerima tahta kerajaan yang diwariskan kepadanya, dan lebih memilih menjauhkan diri dari kehidupan dunia dengan cara melakukan tapabrata di Gua Selomangleng.
Terlepas dari gelap dan pengapnya suasana dalam gua, objek wisata Gua Selomangleng patut dikunjungi saat anda berada di Kediri. Tak jauh dari lokasi gua ini juga terdapat museum Airlangga yang merupakan museum purbakala yang bisa dikunjungi dan banyak sekali menyimpan benda-benda arkeologi berupa patung/arca. Dan sekarang, Goa Selomangleng diberi fasilitas lain seperti kolam renang dengan aneka wahananya dan juga arena bermain anak. Selain mengunjungi goa pengunjung juga dapat "sedikit" olahraga dengan naik ke Gunung Maskumambang yang hijau dan asri serta banyak terdapat ayam hutan yang berada di samping Museum Airlangga.
Untuk naik gunung, pengunjung tidak berlu bersusah - susah karena telah dibangun tangga untuk naik ke atas. Atau pengunjung yang ingin mencoba tantangan dapat naik ke atas Gunung Klothok yang dipuncaknya terdapat sumber mata air yang bernama 'Elo'. Selain berwisata sejarah, pengunjung dapat berwisata outbound, jadi badan bisa sehat dan wawasan akan sejarahpun bertambah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar